Kisah miris di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 25 Ibu melahirkan dalam tiga tahun terakhir cenderung naik.

Hal tersebut dibuktikan dalam grafik angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Belu selama tiga tahun terakhir bergerak naik. Sementara kasus kematian bayi cenderung menurun.

Mengutip Pos Kupang, Data dari Dinas Kesehatan Belu menyebutkan tercatat lima kasus kematian ibu melahirkan tahun 2016, enam kasus tahun 2017, 10 kasus tahun 2018 dan empat kasus tahun 2019 keadaan Juli. Total 25 kasus ibu melahirkan meregang nyawa.

Sedangkan kasus kematian bayi tercatat 67 kasus tahun 2016, 39 kasus tahun 2017, 57 kasus tahun 2018 dan 22 kasus tahun 2019 posisi Juni.

Kepala Dinas Kesehatan Belu, Theresia Saik, mengakui grafik kematian ibu melahirkan di daerah itu cenderung meningkat selama tiga tahun terakhir, Selasa (20/8/2019)

Kematian ibu dan bayi disebabkan banyak faktor, seperti terlambat merujuk yang berdampak pada keterlambatan memberi pertolongan medis dan persalinan tidak dilakukan di fasilitas kesehatan.

Theresia mengatakan, kasus kematian ibu yang cenderung meningkat tersebut dinilai ironis karena fasilitas kesehatan di Belu seperti puskesmas dan rumah sakit sudah memadai. Begitu juga tenaga kesehatan sudah memadai di tingkat puskesmas dan pelayanan di puskesmas dibuka 24 jam. Alur pelayanan persalinan juga sudah semakin baik mulai dari puskesmas sampai ke rumah sakit.

Selain itu, dukungan pemerintah dalam meringankan biaya persalinan sudah dilakukan, baik lewat program jampersal maupun KIS. Kegiatan sosialisasi dari dinas kesehatan juga terus digalakkan.

Menurut Theresia, kasus kematian ibu melahirkan dan balita tidak hanya menjadi perhatian pemerintah, khususnya tenaga kesehatan tetapi juga menjadi perhatian masyarakat sendiri.

Pemerintah sudah berupaya untuk menekan kasus kematian ibu dan bayi dengan berbagai program dan strategi seperti program Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).