Politik Balas Dendam: Luka Demokrasi

Sabtu, 9 Maret 2024 - 10:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Marselinus Gual, S. Fil, M.IKom, Alumni Pascasarjana Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta. Foto: Istimewa

Marselinus Gual, S. Fil, M.IKom, Alumni Pascasarjana Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta. Foto: Istimewa

Tajukflores.comDemokrasi selalu menjadi sistem pemerintahan yang memastikan kekuasaan berada di tangan rakyat. Dalam masyarakat demokratis, warga negara dapat memilih siapa yang akan memimpin mereka dan bagaimana mereka ingin diatur.

Demokrasi dibangun di atas kebebasan berbicara dan berekspresi, partisipasi politik, transparansi, lembaga independen, dan akuntabilitas. Namun, konsep demokrasi terus-menerus terancam oleh berbagai faktor, termasuk politik balas dendam (political vendetta).

Dalam politik balas dendam, orang-orang berpengaruh menggunakan posisi mereka untuk membalas dendam kepada mereka yang menentang mereka atau mengejar agenda demi keuntungan pribadi. Politik balas dendam adalah tren berbahaya yang merambah ke dalam demokrasi di seluruh dunia.

Tren politik ini menghancurkan institusi demokratis, mendorong korupsi dan ketidakbertanggungjawaban, membatasi kebebasan berekspresi, menekan suara kritis, dan menggerus kepercayaan warga negara terhadap pemerintahan.

Baca Juga:  HUT Kopassus ke-72: Sejarah, Prestasi dan Sisi Kelam Pasukan Elite Indonesia

Apa bahayanya?

Politik balas dendam merupakan fenomena di mana para pemimpin politik atau kelompok berkuasa menggunakan kekuasaan mereka untuk membalas dendam kepada lawan politik atau untuk kepentingan pribadi mereka.

Dalam praktiknya, politik balas dendam mengesampingkan kepentingan publik dan menyulut atmosfer ketidakpercayaan dan kebencian di masyarakat.

Hal ini tercermin dalam berbagai tindakan, seperti penggunaan kekuatan sewenang-wenang, pembatasan kebebasan berbicara, dan intimidasi terhadap kritikus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Redaksi Tajuk Flores

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Masih Ingat Mantan? Ikuti Tes Seberapa Gamon Kamu
HUT Kopassus ke-72: Sejarah, Prestasi dan Sisi Kelam Pasukan Elite Indonesia
Viral! Dokter yang Sedang Hamil Muda Ungkap Suaminya Selingkuh dengan Pramugari Restiana Febrianti
5 Ramalan Jayabaya soal Kondisi Indonesia Tahun 2024, Nomor 3 Mengerikan
Baju Bahan Shimmer Tren Lebaran 2024, Pria Berbaju Emas Viral di TikTok
Tradisi Unik Sopir Bajaj Ancol, Mudik Hemat ke Pemalang Naik Bajaj
Ciri-ciri Orang Mau Meninggal Menurut Al-Qur’an
Remake dan Reboot: Memahami Perbedaannya dalam Dunia Film
Berita ini 42 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 19 April 2024 - 13:45 WIB

Memanas, PBNU Ibaratkan Cak Imin Tong Kosong Nyaring Bunyinya

Jumat, 19 April 2024 - 13:27 WIB

Erupsi Gunung Ruang Perpanjang Penutupan Bandara Sam Ratulangi 12 Jam

Jumat, 19 April 2024 - 13:16 WIB

Kebakaran Maut di Toko Mampang Tewaskan 7 Orang dan 5 Lainnya Terluka, Polisi Ungkap Penyebabnya

Jumat, 19 April 2024 - 11:57 WIB

Super Lengkap! Ini Sekolah Internasional di Semarang yang Hadirkan One Stop Education

Jumat, 19 April 2024 - 11:25 WIB

CEO Apple Kunjungi Apple Developer Academy BINUS, Dorong Pengembangan Talenta Digital Indonesia

Jumat, 19 April 2024 - 10:36 WIB

Kapal Tanpa Nama Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo, Tim SAR Lakukan Pencarian

Jumat, 19 April 2024 - 10:07 WIB

Promosi Wisata NTT, ASPPI dan BPOLBF Gelar Komodo Travel Mart 2024 di Labuan Bajo

Jumat, 19 April 2024 - 09:29 WIB

Google Pecat 28 Karyawan yang Demo Melawan Kontrak Project Nimbus dengan Israel

Berita Terbaru