Bias Gender dalam Pemberitaan Prostitusi Artis

Selasa, 17 Oktober 2023 - 19:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam teori feminisme, peran dan posisi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan. Terlebih lagi, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang hidup dalam budaya patriarki.

Budaya yang dibentuk dari kontruksi sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama. Berangkat dari situ, perempuan akhirnya kerap diposisikan sebagai objek. Hal itu merupakan implikasi dari budaya yang menempatkan posisi sosial laki-laki lebih tinggi dari perempuan.

Sosiolog Universitas Jenderal Soedirman, Tyas Retno Wulan mengatakan hal tersebut juga tercermin dalam pemberitaan kasus prostitusi daring.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Laki-laki dianggap wajar ketika berperilaku seks diluar `batas` kewajaran, atau berpetualang. Berbeda dengan perempuan, yang konstruksi seksualitasnya harus sesuai standar yang sudah ditentukan masyarakat. Ini yang membuat pelanggan laki-laki kurang diekspos karena dianggap wajar-wajar saja laki-laki berperilaku demikian. Itulah nilai ketiadakdilannya terhadap perempuan,” katanya.

Baca Juga:  MNC Mengancam Demokrasi Indonesia

Menurut Ketua Jurusan Sosiologi Fisip Unsoed tersebut, prostitusi daring yang merupakan transformasi dari praktik prostitusi yang usianya setua peradaban manusia itu sendiri merupakan mata rantai yang tidak hanya melibatkan perempuan. Namun karena budaya patriarki tadi, perempuan dikonstruksikan sebagai “second sex”, sebagai objek seks dan pada akhirnya terjadi ketimpangan gender.

Isu gender yang seringkali menjadi topik pada banyak diskursus ini merupakan hasil dari konstruksi sosial yang melekat pada relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan. Dan pemberitaan yang hanya mengekspos perempuan, menurut dia, menunjukkan adanya bias gender dan kurangnya perspektif gender.

Padahal, perspektif tersebut diperlukan, mengingat media merupakan agen sosialisasi relasi gender yang setara dan adil, yang seharusnya terus membangun kesadaran membentuk publik yang sensitif gender.

Baca Juga:  Membedah Polemik TKA China di Kendari

Perempuan sebagai Objek

Hal senada juga disampaikan oleh Dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman Edi Santoso. Menurut dia budaya patriarki yang ada di tengah masyarakat telah menempatkan laki-laki dalam posisi yang dominan. Misalnya saja, budaya patriarki telah merefleksikan ruang publik sebagai ruangnya laki-laki sehingga perempuan acapkali dianggap lebih pas di ruang-ruang domestik.

“Anggapan seperti itu tentu saja tidak mutlak atau statis. Karena pada kenyataannya ada perkembangan. Perempuan semakin ter-emansipasi, meskipun relasinya belum berimbang. Seolah ini masih dunianya laki-laki dan posisi perempuan adalah subordinat,” katanya.

Selain itu, budaya patriarki juga dinilai ikut berperan dalam membentuk frame pemberitaan media yang melibatkan perempuan, misalnya saja, dalam kasus prostitusi daring. Berbagai narasi hadir memberitakan kasus tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Digdaya PT Flobamor Kendalikan Pariwisata Taman Nasional Komodo: Tarif Naik, Kualitas Pelayanan Buruk!
Kurikulum Merdeka, Nasib Guru Bahasa Jerman di Ujung Tanduk
Menguak Aliran Dana Philip Morris, Pemegang Saham PT HM Sampoerna Tbk ke Israel
Menakar Kans Koalisi Pengusung Anies Baswedan Bubar Kala Demokrat-PDIP Tampil Mesra
Kontroversi dalam Karier Sutradara Film Porno Kelas Bintang, Dari Sinetron ke Film Dewasa
Romo AS: Kasus Pastor Bunuh Diri dan Dugaan Salah Urus Gereja
Ridwan Kamil, Misi Partai Golkar Rebut Jawa Barat dari Gerindra dan PDIP
Menjadi Konten Kreator Tiktok, Rela Alih Profesi demi Fulus
Berita ini 11 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 24 April 2024 - 21:20 WIB

Jadi Wali Kota Berprestasi, Jokowi akan Beri Penghargaan untuk Gibran dan Bobby

Rabu, 24 April 2024 - 18:47 WIB

Zita Anjani, Putri Ketum PAN Zulkifli Hasan Panen Kritik Usai Pamer Kopi Starbucks di Mekkah

Rabu, 24 April 2024 - 12:11 WIB

Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari Buka Rapat Pleno Penetapan Pemenang Pilpres 2024

Selasa, 23 April 2024 - 14:39 WIB

Judi Online Bikin Orang Terjerat Pinjol, Menkominfo: Kita Siap Perang, Sikat Tanpa Kompromi!

Selasa, 23 April 2024 - 14:03 WIB

2 Helikopter AL Malaysia Jatuh di Lumut, 10 Awak Tewas

Selasa, 23 April 2024 - 12:35 WIB

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Tuai Pro Kontra, Menparekraf Sandiaga Klaim Tak Ada Beban Baru untuk Masyarakat

Selasa, 23 April 2024 - 12:07 WIB

DPR Tolak Rencana Penarikan Iuran Pariwisata Kepada Penumpang Pesawat

Senin, 22 April 2024 - 20:30 WIB

Tuntaskan Kesenjangan Riset Perguruan Tinggi, Kemendikbudristek Janji Benahi Universitas Swasta

Berita Terbaru

CCTV V380 Tidak Bisa Connect Jarak Jauh, Begini Cara Atasinya

Tips & Trick

CCTV V380 Tidak Bisa Connect Jarak Jauh, Begini Cara Atasinya

Rabu, 24 Apr 2024 - 19:39 WIB