Magnet Wisata Dunia, Sudahkah NTT Wujudkan Sapta Pesona?

Selasa, 17 Oktober 2023 - 19:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nusa Tenggara Timur cukup terkenal dengan pesona wisatanya, baik itu pemandangan alam, budaya serta kelangkaan objek wisata yang dimiliki seperti binatang purba raksasa Komodo (varanus komodoensis) di Taman Nasional Komodo (TNK) maupun danau tri warna di puncak Gunung Kelimutu di Pulau Flores.

Akibat kehebatan budaya serta keindahan alam itu lah seakan membuat para wisatawan berlomba-lomba untuk berkunjung ke NTT guna melihat dari dekat apa yang menjadi kebanggaan rakyat di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini.

Keberhasilan sektor pariwisata tidak terlepas dari beberapa unsur pendukung agar wisatawan merasa betah, puas dan memberi kenangan tersendiri sehingga akan berkunjung kembali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Indonesia yang merupakan negara dengan destinasi tempat wisata yang banyak dan beragam dalam menciptakan kondisi dan kualitas pariwisata yang lebih baik maka diwujudkan dengan Sapta Pesona Wisata sebagai pedoman wisata Indonesia.

Tujuan diselenggarakan program Sapta Pesona Wisata oleh pemerintah guna meningkatkan kesadaran, rasa tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat untuk mampu bertindak dan mewujudkan Sapta Pesona dalam kehidupan sehari-hari khususnya untuk mendukung kegiatan pariwisata di Indonesia.

Baca Juga:  Romo AS: Kasus Pastor Bunuh Diri dan Dugaan Salah Urus Gereja

Sapta Pesona Wisata dilambangkan dengan logo matahari yang bersinar sebanyak 7 buah sebagai cerminan unsur Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan.

Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah masyarakat NTT yang bermukim di sekitar objek wisata, sudah mewujudkan ke-7 unsur Sapta Pesona itu dalam meningkatkan kualitas pariwisatanya? Tampaknya belum semua daerah menjabarkannya dengan benar dan baik.

Pemilik Operator Tour PT Flores Komodo Tours Oyan Kristian mengakui bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam Sapta Pesona itu belum dijabarkan dengan baik, seperti dalam kasus pemalakan dan pungutan liar (pungli) kepada wisatawan yang mengunjungi objek-objek wisata di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.

“Beberapa kali saya membawa tamu ke sejumlah destinasi di Sumba Barat Daya, kasusnya sama terus, banyak pungutan liar yang dilakukan warga setempat, dan ada pula wisatawan yang dipalak,” kata Oyan Kristian.

Baca Juga:  Ongkos Mahal Tinggal di Kota Wisata Premium Labuan Bajo

Rupanya, praktik pungutan liar tersebut terjadi pada sejumlah destinasi di Sumba Barat Daya seperti Tanjung Mareha, Watu Malando, dan Pantai Mbawana. Praktik pungutan liar ini dilakukan dengan berbagai alasan seperti buku tamu untuk tiket masuk, parkiran, dan pemakaian toilet.

Selain itu, ketika wisatawan berdiri di samping kuda untuk berpose juga harus membayar di luar dari biaya ketika ingin menunggangi kuda. “Apakah ini bukan pemalakan namanya,” kata Kristian.

“Anak-anak datang begitu saja berdiri di depan pintu toilet tanpa menginformasikan biaya penggunaan toilet tapi ketika selesai digunakan baru ditodong untuk bayar sekian,” katanya.

Oyan Kristian menegaskan kelakuan warga pada di berbagai objek wisata setempat juga telah menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan untuk bertahan lebih lama di objek wisata tersebut.

“Ketika saya membawa para tamu tiba di Pantai Mbawana langsung dikerumuni warga setempat, anak-anak minta uang untuk beli permen, beli buku, dan yang dewasa menyodorkan souvenir terkesan memaksa tamu untuk membelinya,” katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Digdaya PT Flobamor Kendalikan Pariwisata Taman Nasional Komodo: Tarif Naik, Kualitas Pelayanan Buruk!
Kurikulum Merdeka, Nasib Guru Bahasa Jerman di Ujung Tanduk
Menguak Aliran Dana Philip Morris, Pemegang Saham PT HM Sampoerna Tbk ke Israel
Menakar Kans Koalisi Pengusung Anies Baswedan Bubar Kala Demokrat-PDIP Tampil Mesra
Kontroversi dalam Karier Sutradara Film Porno Kelas Bintang, Dari Sinetron ke Film Dewasa
Romo AS: Kasus Pastor Bunuh Diri dan Dugaan Salah Urus Gereja
Ridwan Kamil, Misi Partai Golkar Rebut Jawa Barat dari Gerindra dan PDIP
Menjadi Konten Kreator Tiktok, Rela Alih Profesi demi Fulus
Berita ini 26 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 20 April 2024 - 12:10 WIB

PKB Respons Sikap Demokrat soal Partai Luar Masuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jumat, 19 April 2024 - 20:50 WIB

Mulai Bicara Soal Program Pembangunan Indonesia, Begini Kata Gibran

Jumat, 19 April 2024 - 18:46 WIB

MK Pastikan Tak Ada Deadlock di Putusan Sengketa Pilpres 2024, Hakim Suhartoyo Jadi Penentu

Jumat, 19 April 2024 - 15:32 WIB

Pemilu 2024 Tinggalkan Masalah Serius, PKS: Sejarah akan Catat Cara-cara Kotor dan Tak Bermoral

Kamis, 18 April 2024 - 21:10 WIB

Diprediksi Muncul Kejutan dari Putusan MK, Simak Kata Pakar Ini

Kamis, 18 April 2024 - 13:21 WIB

Partai Gerindra Prioritaskan Kader Sendiri Berlaga di Pilkada 2024, Bagaimana Nasib Bobby Nasution?

Rabu, 17 April 2024 - 20:21 WIB

DPD PAN Manggarai Barat Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wakil untuk Pilkada Mabar 2024 tanpa Mahar

Rabu, 17 April 2024 - 09:38 WIB

MK Pertimbangkan Amicus Curiae yang Dilayangkan Megawati Cs di Sidang PHPU Pilpres 2024

Berita Terbaru

Link Nonton 365 Days Season 2 Sub Indo, Lk21 dan Rebahin Dicari

Music & Movie

Link Nonton 365 Days Season 2 Sub Indo, Lk21 dan Rebahin Dicari

Sabtu, 20 Apr 2024 - 15:18 WIB

Rianti Cartwright

Infotainment

Simak Alasan 4 Artis Tanah Air Ini Pindah Agama dari Islam

Sabtu, 20 Apr 2024 - 14:46 WIB

Pegawai non ASN

Nasional

BKN Tegaskan Tak Ada Pendataan Ulang Non-ASN Tahun 2024

Sabtu, 20 Apr 2024 - 14:24 WIB