NTT Tetap Jadi Sarang Stunting, Kenapa?

Selasa, 17 Oktober 2023 - 19:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Stunting atau kerdil adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang menderita kerdil akan lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit degeneratif.

Dampak kerdil tidak hanya pada segi kesehatan, tetapi juga mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Anak merupakan aset bangsa di masa depan. Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang jika saat ini banyak yang menderita kerdil.

Dapat dipastikan bangsa ini tidak akan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam menghadapi tantangan global. Untuk mencegah hal tersebut, pemerintah mencanangkan program intervensi pencegahan stunting terintegrasi yang melibatkan lintas kementerian dan lembaga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada tahun 2018, misalnya, telah ditetapkan 100 kabupaten di 34 provinsi sebagai lokasi prioritas penurunan masalah kekerdilan. Jumlah ini akan bertambah sebanyak 60 kabupaten pada tahun berikutnya. Dengan adanya kerja sama lintas sektor ini diharapkan dapat menekan angka kekerdilan di Indonesia sehingga dapat tercapai target sustainable development goals (SDGs) pada tahun 2025, yaitu penurunan angka kerdil hingga 40 persen.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan  Didik Budijanto dalam sebuah jurnal kesehatan mengatakan anak yang menderita kerdil akan lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko mengidap penyakit degeneratif.

Lalu, bagaimana dengan kondisi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)? Di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), misalnya, belum lama ini ditemukan kasus kekerdilan di 80 desa yang menyebar di wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Oecusse, itu.

Baca Juga:  Magnet Wisata Dunia, Sudahkah NTT Wujudkan Sapta Pesona?

“Kasus stunting tampaknya sudah menyebar di semua desa di Timor Tengah Utara. Setiap desa memiliki anak-anak penderita stunting sehingga menjadi masalah yang sangat serius yang wajib ditangani oleh pemerintah daerah,” kata Wakil Bupati Timor Tengah Utara Aloysius Kobes.

Timor Tengah Utara (TTU) merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki angka kekerdilan tertinggi.

“Penyebab tingginya penderita stunting di TTU karena faktor gizi yang sangat kurang. Banyak ibu-ibu saat hamil kurang memberikan asupan gizi yang baik sehingga melahirkan anak dengan postur tubuh yang kerdil,” ujar Aloysius Kobes.

Pemerintahan di daerah itu, telah melakukan berbagai intervensi program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tujuannya adalah memperbaiki gizi masyarakat di wilayah perdesaan yang menjadi kantong kekerdilan terbanyak.

Dalam sebuah studi kesehatan menyebutkan bahwa prevalensi kekerdilan bayi berusia di bawah lima tahun (balita) di NTT mencapai sekitar 40,3 persen, tertinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Angka tersebut di atas prevalensi kekerdilan nasional sebesar 29,6 persen.

Terpukul

Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes merasa sangat terpukul dengan temuan kasus kekerdilan tersebut. Ia bersama para pimpinan OPD turun langsung ke desa-desa untuk melakukan pengukuran sendiri terhadap penderita kerdil untuk mendapatkan data yang akurat.

“Berbicara tentang stunting berarti berbicara tentang harga diri dari suatu daerah. Oleh karena itu, kalau angka stunting masih tinggi maka kita dinilai tidak bermartabat. Stunting adalah masalah kita bersama, sehingga kita perlu bergandengan tangan untuk mengatasinya secara bersama-sama pula,” ujarnya.

Baca Juga:  Revitalisasi Feminisme

Prevalensi kerdil di NTT yang terdiri dari bayi dengan kategori sangat pendek mencapai 18 persen dan pendek 22,3 persen. Kerdil erat kaitannya dengan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makanan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Kerdil terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

United Nations Childrens Fund (UNICEF) mendefinisikan stunting sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran World Health Organization (WHO).

Selain pertumbuhan terhambat, kerdil juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk. Kerdil dan kondisi lain terkait kurang gizi, juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.

Berdasarkan laporan rekapitulasi penimbangan balita di 11 puskesmas yang ada di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur menunjukkan bahwa kasus kekerdilan di Kota Kupang tercatat sebanyak 233 balita, setelah dilakukan pengukuran terhadap 1.723 balita dari sasaran target balita sebanyak 23.525 balita.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Digdaya PT Flobamor Kendalikan Pariwisata Taman Nasional Komodo: Tarif Naik, Kualitas Pelayanan Buruk!
Kurikulum Merdeka, Nasib Guru Bahasa Jerman di Ujung Tanduk
Menguak Aliran Dana Philip Morris, Pemegang Saham PT HM Sampoerna Tbk ke Israel
Menakar Kans Koalisi Pengusung Anies Baswedan Bubar Kala Demokrat-PDIP Tampil Mesra
Kontroversi dalam Karier Sutradara Film Porno Kelas Bintang, Dari Sinetron ke Film Dewasa
Romo AS: Kasus Pastor Bunuh Diri dan Dugaan Salah Urus Gereja
Ridwan Kamil, Misi Partai Golkar Rebut Jawa Barat dari Gerindra dan PDIP
Menjadi Konten Kreator Tiktok, Rela Alih Profesi demi Fulus
Berita ini 32 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 25 April 2024 - 06:57 WIB

Rilis Terbaru 2 Kode Kupon The Spike Volleyball Story Hari Ini 25 April 2024, Dapatkan Puluhan Bola Gratis

Kamis, 25 April 2024 - 00:32 WIB

Daftar Frekuensi Measat 3B K Vision Ku Band 2024

Rabu, 24 April 2024 - 14:40 WIB

Pertimbangkan 5 Alasan Ini Sebelum Beli Samsung Galaxy A05s

Rabu, 24 April 2024 - 03:43 WIB

Terbaru! Kode Redeem FF Token Zombie SG2 OPM Permanen Rapper Panjang Hijau Demolitionist Hari Ini 23 – 24 April 2024 Tanpa Spin Diamond FF

Selasa, 23 April 2024 - 21:57 WIB

Pinjol Cepat Cair Tanpa BI Checking, 5 Aplikasi Pinjaman Online 24 Jam Langsung Cair

Selasa, 23 April 2024 - 20:58 WIB

Daftar Pinjol yang Tidak ada DC Lapangan Terbaru 2024

Selasa, 23 April 2024 - 15:15 WIB

Cara Membuat Karikatur 3D Wajah Sendiri dalam 1 Menit Langsung Jadi, Bisa untuk Profil Media Sosial

Selasa, 23 April 2024 - 04:26 WIB

Download Apk Mod Boss Domino Rp V1.26 X8 Speeder Terbaru P1H1, P1H4, P1H5, P1H6

Berita Terbaru