Ribut-Ribut Mau Pilkada Manggarai

Minggu, 8 September 2019 - 10:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Alfred Tuname, penulis dan esais

Alfred Tuname, penulis dan esais

Suatu ketika, di acara televisi nasional, Rocky Gerung membuat quote yang menarik. Kata dia, “kalau ada dua orang bertemu, berarti ada orang ketiga yang hendak disingkirkan”. Itu quote politik, sebab menyinggung orang-orang yang berkecimpung dengan jatah kekuasaan.   

Manggarai tahun 2020, jatah kekuasaan siap diperebutkan lagi. Kalau omong soal petahana, dua orang politisi itu bertemu tiap hari untuk menjalankan tugas pemerintahan. Bupati Kamelus Deno dan Wakil Bupati Viktor Madur masih bersama-sama. Artinya belum ada “orang ketiga” di tengahnya. Masih dwi-tunggal, belum terdengar matahari kembar (setidaknya bersumber dari politisi an sich). 

Sebab tak ada matahari kembar, diciptakanlah bayangan matahari. Semacam isu (tombo koe) bahwa mereka akan berpisah. Amplifikasi isu itu ditinggkatkan sehingga menjadi seakan-akan kehendak masyarakat. Dibicarakan terus-menerus (di medsos), tetapi isinya nihil. 

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Itu biasa dalam politik. Ribut-ribut mau Pilkada itu lumrah. Bukan “pesta” kalau tak ada ribut. Saling-silang isu, kritik bertubi-tubi, sumpah serapah, dan lain-lain menjadi kecap asin-manis politik. Sejauh orang tidak melepas pekerjaannya karena urus “politik”, itu baik-baik saja. 

Baca Juga:  Pakar: Duet Puan-Anies di Pilpres 2024 Tergantung Restu Megawati

Semua itu bukan sisi gelap demokrasi. Warga negara yang dewasa secara politik akan paham dan mampu memaknai dinamika Pilkada secara bijak. Tak usah “baper”, sebab politik berurusan dengan logika, bukan sentimen; politik itu juga soal kalkulasi jasa, bukan hanya nominal uang. Meskipun akhir semuanya ditentukan oleh kalkulasi kumulatif angka pemilih. 

Lalu, ributlah angka uang penyelenggaraan Pilkada. Di media, diberitakan, Pilkada Manggarai 2020 akan ditunda jika “proposal” KPU dan Bawaslu tidak diakomodasi oleh pemerintah daerah. KPU Manggarai mengusulkan angka sebesar Rp 29.027.000.000,-; Bawaslu Manggarai sebesar Rp 15.599.032.000,-. Publik juga belum tahu anggaran untuk pihak TNI/Polri. 

Jadi, harga yang harus “dibayar” untuk mendapatkan seorang bupati dan wakil bupati yang legitimate adalah circa Rp 44,6 miliar (belum ditambah anggaran TNI/Polri). 

Gertak penundaan Pilkada Manggarai 2020 bukan berarti KPU dan Bawaslu Manggarai sedang ngambek. Selisih soal angka anggaran Pilkada antara Pemda Manggarai dan Penyelenggara Pemilu menandakan KPU dan Bawaslu benar-benar independen. 

Pemda Manggarai pun tak ingin terkesan KPU dan Bawaslu Manggarai “dekat” dengan rezim berkuasa hanya karena mengiyakan semua proposal Penyelenggara itu. 

Baca Juga:  Prasangka Kafir di Tahun Politik

Hanya saja, perlu ada rasionalisasi atas setiap anggaran. Soal uang, semua pihak perlu bijak dalam penggunaan. Perbandingan dana Pilkada Manggarai 2015 perlu juga dijadikan semacam “jurisprudensi”. Semua itu demi rasa keadilan antara Pemerintah, Penyelenggara Pemilu dan rakyat. 
Toh, inflasi daerah tidak tinggi-tinggi amat. 

Ekonomi Indonesia pun masih stabil. Semua harga pun relatif normal dan tidak berbeda jauh dengan harga di lima tahun lalu. Jadi, rasio perbedaan anggaran Pilkada 2020 seharusnya tak berbeda jauh dengan Pilkada 2015 lalu. Biarkanlah masyarakat menikmati selisih anggaran itu pada infrastruktur dan pemberdayaan. 

Belum selesai soal gertak penundaan Pilkada 2020, para petani komoditi tak berdaya berada di lingkar seteru pengusaha pembeli komoditi dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Ruteng. Gara-gara pajak PPN 10%, pengusaha tutup toko. Pasalnya, mereka tak mau pajak PPN 10% berlaku surut. Disebutkan, kalau pajak PPN 10% berlaku surut, toko akan tutup. Artinya mereka merugi. Lebih rugi lagi petani, hasil keringat mereka tak ada yang beli. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Digdaya PT Flobamor Kendalikan Pariwisata Taman Nasional Komodo: Tarif Naik, Kualitas Pelayanan Buruk!
Kurikulum Merdeka, Nasib Guru Bahasa Jerman di Ujung Tanduk
Menguak Aliran Dana Philip Morris, Pemegang Saham PT HM Sampoerna Tbk ke Israel
Menakar Kans Koalisi Pengusung Anies Baswedan Bubar Kala Demokrat-PDIP Tampil Mesra
Kontroversi dalam Karier Sutradara Film Porno Kelas Bintang, Dari Sinetron ke Film Dewasa
Romo AS: Kasus Pastor Bunuh Diri dan Dugaan Salah Urus Gereja
Ridwan Kamil, Misi Partai Golkar Rebut Jawa Barat dari Gerindra dan PDIP
Menjadi Konten Kreator Tiktok, Rela Alih Profesi demi Fulus
Berita ini 20 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 28 Maret 2024 - 11:59 WIB

Deretan Pernikahan Mewah Bak Cinderella Selebriti Indonesia yang Berakhir Tidak Bahagia, Ada Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Jumat, 22 Maret 2024 - 19:09 WIB

Diduga Disantet sebelum Meninggal, Stevie Agnecya Sebut Pelakunya Perempuan Hamil

Jumat, 22 Maret 2024 - 18:40 WIB

Sebelum Meninggal, Stevie Agnecya Mengaku Disantet Perempuan!

Jumat, 22 Maret 2024 - 15:12 WIB

Benarkah Stevie Agnecya Mantan Istri Aktor Samuel Rizal Meninggal karena Santet?

Jumat, 22 Maret 2024 - 11:08 WIB

Meninggal Dunia, Mantan Istri Samuel Rizal, Stevie Agnecya Ngaku Jadi Lebih Tenang setelah Jadi Mualaf

Rabu, 20 Maret 2024 - 21:51 WIB

Pakar Kerajaan Kecam Rumor Keji dan Konspirasi Jahat Menyerang Kate Middleton

Rabu, 20 Maret 2024 - 19:13 WIB

Konser TREASURE di Jakarta: Harga Tiket, Cara Beli, dan Info Lengkap

Selasa, 19 Maret 2024 - 18:09 WIB

Vokalis SORE Ade Paloh Meninggal Dunia saat ke RS, Begini Cerita Kerabat Dekat

Berita Terbaru

10 Rekomendasi Hadiah Lebaran Terbaik untuk Keponakan Tercinta

Gaya Hidup

10 Rekomendasi Hadiah Lebaran Terbaik untuk Keponakan Tercinta

Kamis, 28 Mar 2024 - 14:45 WIB