Gemerlap lampu jalan menyuramkan sepanjang trotoar itu
Laki-laki yang berpakaian kusut duduk bersila kaki dibawah tiang lampu jalan
Sembari menyodorkan tanganya kepada setiap orang yang berjalan didepanya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kulitnya kusam, matanya sayu, kurus krempeng
Tubuh kurus tak ia hiraukan
Ransel hitam menggelinding di tubuhnya
Jalanan adalah rumah penginapan abadinya
Lalu lalang orang berjalan tak ia gubris
Bermalaman dijalan adalah kehidupan layaknya
Setiap malam dingin menusuk porinya
Logam karat berserakan disekelilingnya
Seribu, dua ribu bisa dihitung di botol bekas minuman
Bungkusan nasi berjejer dibelakang punggungnya
Seperti mendidingkanya dikala larut malam
Sebegitu keraskah hidup ini
Pikirku dalam hati
Halaman : 1 2 Selanjutnya