Bupati Manggarai Deno Kamelus menghadiri pelantikan dan pengambilan sumpah 43 Ahli Madya Kebidanan DIII Fakultas Kesehatan, Universitas Katolik (Unika) Santu Paulus Ruteng di Aula De Lelis Fakultas Kesehatan dan Pertanian (FKIP) Unika Ruteng, Senin (18/11).
43 Ahli Madya Kebidanan DIII Fakultas Kesehatan itu, dilantik dan diambil sumpah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT drg. Dominikus Minggu, M.Kes.
Setibanya di kampus FKIP, rombongan Kadis Kesehatan, didampingi Bupati Manggarai Deno Kamelus, Kadis Kesehatan Manggarai dr.Yulianus Weng, M.Kes, Direktur RSUD dr.Ben Mboi Ruteng, dr.Frida Adur, bersama Wakil ketua IDI NTT Gilda Saina, SKM, Kepala Bidang SDM Kesehatan Dinkes Provinsi NTT Joyce Tibu Luji,SKMM, Kes, serta Kepala Seksi Pengembangan SDM Kesehatan Merpatinale, S.Sos, M.M.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kadis Kesehatan NTT itu diterima secara adat Tuak Curu dan Manuk Kapu oleh ketua Yayasan Romo Roling Mujur, pr dan Dekan FKIP Pater David Djerubu, SVD.
Selanjutnya rombongan menuju Aula De Lelis tempat kegiatan pelantikan berlangsung. Selama perjalanan menuju Aula, rombongan diarak dengan tarian oleh mahasiswa, diiringi sapaan dan ucapan selamat datang dari seluruh dosen, pegawai dan mahasiswa.
Kadis Kesehatan Provinsi NTT Dominikus Minggu mengatakan, para lulusan yang dilantik dan diambil sumpah ,berdasarkan keputusan ketua STIKES Santu Paulus Ruteng nomor 084/SK-2/VII/K/ketua STIKES/2019 tanggal 27 Juli 2019.
‘’Setelah adik-adik dilantik, harus belajar baik-baik untuk ikut ujian kompetensi. Kalian harus punya STR baru bisa pegang pasien, atas nama Menteri, saya juga larang bagi yang belum miliki STR untuk pegang pasien, ‘’ ujarnya di hadapan mahasiswa yang dilantik.
Dominikus menjelaskan, sesuai undang-undang nomor 36 tahun 2014, di bidang kesehatan terdapat 13 jenis tenaga kesehatan.
‘’Jadi kalau di Ruteng, hanya ada kebidanan dan keperawatan, saya kira masih ada peluang buka jurusan atau program lain, seperti Gizi,’’ ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan meskipun penekanan angka Stunting mencapai angka 9,1%, namun diakuinya persoalan Stunting di beberapa daerah di NTT masih tinggi.
“Contoh di Kabupaten TTU. Kita perlu atasi persoalan ini bersama, baik Pemerintah maupun Universitas. Kita perlu siapkan tenaga-tenaga kesehatan di desa-desa,’’ ungkapnya.
Untuk itu, Pemprov NTT dalam hal ini Dinas Kesehatan kata Dia, telah menurunkan stok Program Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu-ibu yang sedang mengandung untuk didistribusikan ke desa-desa di wilayah NTT.
Halaman : 1 2 Selanjutnya