Kapolres Flores Timur AKBP Deny Abrahams mengatakan warga dari dua suku di Desa Sandosi, Pulau Adonara sepakat berdamai pasca perang tanding yang menewaskan enam orang dari kedua belah pihak.
Kapolres mengatakan hal itu berkaitan dengan hasil pendekatan pihaknya bersama personel TNI di lapangan kepada para tokoh dari kedua suku, Suku Kwaelaga dan Suku Lamatokan di Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, yang terlibat konflik perebutan lahan.
“Tokoh dari kedua suku menyatakan bahwa kejadian ini merupakan suatu musibah dan mereka tidak ingin berkonflik lagi ke depan,” kata AKBP Deny Abrahams Senin (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Upaya meredam situasi pascakonflik itu, lanjut Kapolres, sudah dilakukan saat hari pertama setelah konflik dengan memerintahkan kapolsek untuk mendatangi tokoh adat atau tokoh suku.
“Dari pendekatan ini, mereka mengaku siap mendukung aparat untuk menjaga situasi agar tetap kondusif sampai saat ini,” ujar Kapolres.
Pada hari Sabtu (14/3), pihaknya juga menggelar pertemuan bersama tokoh dari kedua suku. Mereka sepakat untuk tetap menajaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) agar tetap kondusif.
“Akan tetapi, dalam pertemuan itu memang belum dilaksanakan seremonial adat terkait dengan upaya perdamaian. Kami masih dalam proses ke arah itu,” ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Halaman : 1 2 Selanjutnya