Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta guru tidak membebani siswanya selama pembelajaran jarak jauh (PJJ). Ini menanggapi kasus pelajar bunuh diri di Tarakan, Kalimantan Utara yang diduga setres dengan banyaknya tugas yang harus diselesaikan selama PJJ.
“Kami sudah meminta guru untuk tidak memberi beban tugas berat ke siswa,” kata Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri, Jumat (30/10), mengutip Sindonews.
Jumeri mengaku sangat prihatin atas yang peristiwa yang terjadi di Tarakan. Setelah ditelusuri pelajar yang wafat karena bunuh diri itu adalah pelajar salah satu MTS yang ada di Tarakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya pembinaan sekolah MTS ini berada di bawah Kementerian Agama (Kemenag). “Kami sudah komunikasi dengan Disdik (Dinas Pendidikan) dan LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) Kaltara. Kejadian tersebut adalah di MTs di bawah pembinaan Kemenag,” kata Jumeri,
Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah ini mengatakan, peristiwa naas yang terjadi di Tarakan ini merupakan kejadian yang sangat memprihatinkan. Bahwa, lanjutnya, ada anak yang tidak kuat secara mental dalam menghadapi situasi yang sedang berubah.
Atas dasar itu, diperlukan pendidikan penguatan mental dan karakter bagi anak-anak calon generasi masa depan bangsa.
Halaman : 1 2 Selanjutnya