Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melkiades Laka Lena meminta pemerintah menetapkan peristiwa banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai bencana nasional. Pasalnya, banjir dan longsor yang melanda provinsi tersebut menimbulkan kerusakan dengan skala yang luas.
“Selain korban jiwa, bencana tersebut menyebabkan jalan dan jembatan putus, tiang-tiang listrik tumbang, rumah-rumah warga roboh dan berantakan, sekolah, rumah sakit dan puskesmas juga ikut rusak serta akses jaringan komunikasi yang sulit. Berdasarkan hal tersebut, kami menilai bahwa bencana ini tidak bisa ditangani oleh kabupaten/kota dan provinsi saja,” kata Melki dalam siaran pers yang diterima Tajukflores.com di Jakarta, Senin (5/4).
Melki menjelaskan bahwa penetapan ini bertujuan agar pemerintah pusat turun tangan penuh mengendalikan bencana yang terjadi di NTT bersama pemerintah provinsi dan pemerintah daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dengan adanya penetapan itu, maka kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah akan lebih optimal dalam mempercepat penanganan bencana yang sedang terjadi di NTT, khususnya pemulihan sektor sosial, ekonomi dan kesehatan,” ujarnya.
Selain itu, langkah ini diambil agar pemerintah pusat bisa membantu untuk memastikan tidak ada penularan Covid-19 atau penyakit lainnya seperti malaria dan demam berdarah pascabencana.
Melki mengatakan berada di Kupang sejak pekan lalu untuk merayakan Paskah. Dalam beberapa hari terakhir, kata dia, di NTT terjadi hujan dan badai cukup besar yang memuncak pada Minggu dini hari kemarin.
Ia mengatakan hujan dan badai tersebut terjadi merata di seluruh kabupaten/kota. Masyarakat di pinggiran pantai, sungai, dan perbukitan curam terimbas kondisi tersebut. Adapun di Kupang, kata dia, badai juga masih terjadi.
Politikus Golkar ini mengaku memantau informasi yang beredar di berbagai grup. Menurut dia, di semua grup ada laporan ihwal banyaknya rumah yang roboh, atap yang terangkat, putusnya jalan-jalan, tiang listrik ambruk, longsor di sana-sini, dan naiknya air pantai hingga ke jalan-jalan dan permukiman warga terdekat.
“Jaringan sinyal komunikasi telepon juga sulit sekali di sini,” kata Melki.
Halaman : 1 2 Selanjutnya