Umat muslim di Indonesia terbelah dalam menilai peristiwa bentrokan antara Laskar Front Pembela Islam (FPI) dan polisi yang terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 50, beberapa waktu lalu, berdasarkan survei Saiful Mujani Research Center (SMRC).
Pengumpulan data survei ini dilakukan terhadap 1.064 responden dengan wawancara tatap muka pada 28 Februari-8 Maret 2021. Margin of error plus/minus 3,07 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Peneliti dari SMRC Saidiman Ahmad mengatakan dari temuan awal ada 62 persen responden muslim dalam survei itu tahu bentrokan antara anggota laskar FPI pengawal Rizieq Shihab dengan polisi itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dari yang tahu, ada 34 persen (sekitar 21 persen dari populasi muslim) percaya Anggota FPI yang menyerang polisi dan 31 persen (sekitar 19 persen dari populasi muslim) percaya anggota polisi yang menyerang pihak FPI,” kata Saidiman dalam rilis yang diterima Tajukflores.com di Jakarta, Selasa (6/4).
Survei juga menemukan ada 36 persen responden yang tidak menjawab pertanyaan soal itu.
“Angkanya cukup imbang ya, sama. Jadi sama sebetulnya antara warga yang menyatakan FPI yang menyerang atau polisi yang melakukan serangan. Lagi-lagi warga terbelah,” kata dia.
Saidiman melanjutkan dari yang tahu bentrokan, ada 38 persen warga muslim atau sekitar 24 persen dari populasi muslim, yang menilai tindakan polisi dalam peristiwa itu melanggar prosedur hukum yang bersandar pada prinsip hak asasi manusia.
Selain itu, ada 37 persen atau sekitar 23 persen dari populasi muslim yang menilai tindakan polisi sesuai dengan prosedur hukum yang bersandar pada prinsip hak asasi manusia.
“Warga muslim terbelah dalam menilai peristiwa bentrokan antara anggota FPI dan Polisi,” kata dia.
Diketahui, bentrokan terjadi di sekitar wilayah Tol Jakarta-Cikampek KM 50, pada Senin (7/12) dini hari. Dalam insiden tersebut, enam anggota Laskar FPI tewas ditembak aparat kepolisian.
Halaman : 1 2 Selanjutnya