Direktur utama, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina mendorong pembangunan pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk lebih kreatif dan inovatif dengan membuat produk-produk turunan dari destinasi wisata utama.
Menurut Shana, hal itu perlu dilakukan mengingat tantangan pariwisata ke depan ialah membuat para wisatawan tertarik untuk kembali berwisata ke NTT.
“Jadi setelah promosi, jangan sampai wisatawan datang tapi tidak mau kembali lagi karena kapok. Tantangan kita adalah bagaimana cara agar wisatawan yang datang, bisa datang kembali lagi dan lagi,” kata Shana, Jumat (21/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Shana menjelaskan, inovasi yang dimaksud misalnya, kawasan wisata Liang Bua di Manggarai yang mendapatkan juara 1 situs sejarah terpopuler Anugerah Pariwisata Indonesia (API) 2020. Menurutnya, situs itu tidak bisa hanya jualan guanya.
“Tetapi perlu ditambah dengan pembangunan museum yang bagus, guide yang terlatih, aktivitas penelitian, dan exposure dari hal-hal baru yang ditemukan di kawasan wisata Liang Bua itu,” jelas Shana.
Sehingga, lanjut Shana, akhirnya tumbuh terus dan tidak berhenti hanya dengan satu jenis aktivitas di setiap destinasi. Bahkan, pemerintah setempat juga bisa membuat souvenir-souvenir dari gantungan kunci Flores Hobbit, pemutaran film dokumen serta festival arkeologi.
“Nah contoh-contoh seperti ini yang harus mulai disiapkan. Apalagi delapan destinasi wisata baru yang lolos dalam API 2020 itu juga harus disiapkan apa saja yang perlu dikembangkan mulai saat ini,” ungkap Shana.
Halaman : 1 2 Selanjutnya