Pemerhati politik dan kebangsan, Rizal Fadillah, menyebut, kehadiran lembaga survei menjelang perhelatan pemilihan umum (pemilu) bisa merusak demokrasi. Rizal berujar, survei yang tidak kredibel justru menjadi sumber hoaks dan penggiringan opini.
“Karena itu perlu dikritisi, lembaga survei ini perlu diawasi, kalau tidak dia jadi lembaga hoaks, penggiring opini. Jadi itu perusak demokrasi. Mencari aspirasi publik tapi sebenarnya sedang merusak demokrasi,” kata Rizal dalam webinar, Selasa (15/6).
Rizal mengatakan, munculnya lembaga survei abal-abal tak lepas dari kuatnya politik transaksional di Tanah Air. Padahal, kata dia, demokrasi harus dibangun berdasarkan kedaulatan rakyat. Dimana suara didapat secara obyektif, sehingga tidak muncul bias.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski survei merupakan salah satu cara untuk mencari suara sebagian dari masyarakat, namun faktor biasnya juga cukup besar
“Survei itu kampanye terselubung, kalau lembaganya tidak kredibel, tidak punya integritas, dia bisa melakukan transaksi tadi, karena memang politik kita transaksional,” ujar Rizal.
Oleh karena itu, Rizal mendorong agar survei politik diatur dalam regulasi, termasuk membentuk lembaga pengawasan dan diaudit seluruh transaksi keuangannya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya