Bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Hery G Nabit berharap warga Manggarai menunda upacara adat guna mencegah transmisi Covid-19 di daerah itu. Nabit mengaku sudah berkonsultasi dengan Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat terkait upacara adat di Manggarai.
“Terkait pelarangan pesta, upacara adat, dan ibadah, saya kemarin meminta pikiran dari Gubernur NTT terkait upacara adat. Beliau meminta agar pelaksanaan upacara adat yang sudah direncanakan supaya dipikirkan kembali,” kata Hery Nabit dalam keterangannya, Selasa (29/6).
“Kita harus mencegah penularan Covid-19,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Hery, saat ini, warga Manggarai sudah ramai menggelaar pesta, seperti pesta sekolah, pesta adat Penti atau Hang Woja (syukur atas panen), dan lain-lain. Pada tanggal 4 dan 5 Juli 2021 akan diadakan Pesta Penti di Gendang (rumah adat) Nggalak, Reok Barat.
Hery menjelasakan, kalau acara ini tetap dilaksanakan, tidak menutup kemungkinan masyarakat yang tertular Covid-19. Selain itu, jika warga yang tertular, acara Penti di Gendang Nggalak akan menjadi preseden buruk bagi penanggulangan pandemi di Manggarai. Sebab, bukan tidak mungkin rumah Gendang lainnya akan melaksanakan hal yang sama di lain kesempatan.
Diketahui, di Kampung Kajong, Desa Kajong, Reok Barat, Manggarai, sudah dua orang terpapar Covid-19 yakni ES dan EL berdasarkan rapid antigen Selasa (29/6). Kampung Kajong berdekatan dengan Nggalak dan sebagian warga Gendang Nggalak adalah orang-orang dari Kampung Kajong.
Komadan Kodim (Dandim) 1612 Manggarai, Lelkol TNI Ivan Alfa menegaskan, yang perlu diperhatikan saat ini adalah Satuan Tugas (Satgas) harus lebih tegas lagi.
“Tentukan satu aturan yang tidak bisa ditawar lagi. Contoh seperti pesta apakah ini diperbolehkan atau tidak. Kalau kita memberikan keputusan yang mengambang maka bukan tidak mungkin akan terjadi tawar-menawar,” tegas Lelkol TNI Ivan Alfa.
Ivan mendesak agar pesta dihentikan selama kasus Covid-19 meningkat. “Rumah ibadah menjadi tempat yang berpotensi menjadi tempat terjadinya klaster baru. Pada saat ibadah, prokesnya sangat kurang. Untuk kegiatan ibadah kita tertibkan lagi, untuk meminimalisir penyebaran kasus Covid-19,” kata dia.
Halaman : 1 2 Selanjutnya