Pemberhentian Tenaga Kontrak dan Kerentanan Demokrasi

Selasa, 17 Oktober 2023 - 19:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rian Agung, Warga Mabar tinggal di Orong-Alumnus Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Jakarta

Rian Agung, Warga Mabar tinggal di Orong-Alumnus Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Jakarta

Tajukflores.com – Pemerintah kabupaten Manggarai Barat (Mabar) berencana memberhentikan ribuan tenaga kontrak (teko) di wilayah itu untuk menghemat penggunaan anggaran yang kian menipis.

Menurut Wakil Bupati Mabar, dr. Yulianus Weng, sekalipun kontraproduktif dan tidak populis, keputusan itu harus tetap diambil demi meningkatkan efisiensi di tengah perolehan pendapatan anggaran daerah (PAD) yang tidak memenuhi target.

Diketahui, perolehan PAD Mabar tahun ini hanya 40  miliar rupiah, jauh di bawah target 175 miliar rupiah sebagaimana diinginkan Pemda. Namun apakah kebijakan itu telah memperhitungkan dampak sosial dikemudian hari, lebih-lebih ketika masyarakat sedang bergumul dengan kesusahan hidup akibat pandemi?

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pertanyaan lain, apakah keterbatasan anggaran cuma disiasati dengan memberhentikan teko? Bayangkan, akan ada berapa lagi teko yang diistirahatkan kalau pemulihan anggaran tak kunjung tercapai dan di kemanakan mereka-mereka ini? Inilah bahaya laten ketika  pemberhentian teko dilegitimasi sebagai taktis untuk menghemat anggaran.

Dalam rangka itu, pernyataan sikap salah satu anggota dewan setempat, Marselinus Jeramun yang menolak dengan tegas kebijakan Pemda di atas perlu mendapat dukungan publik. Apalagi Marselinus sempat menyinggung keteledoran penanganan Covid 19 yang menghabiskan anggaran 81 miliar lebih. Lantas ia meminta Pemda untuk fokus menangani pandemi ketimbang mengurus pemberhentian teko.

Baca Juga:  Kala Viktor Laiskodat `Diabadikan` Jadi Nama Komodo, Apa Kata Asosiasi Wisata Labuan Bajo?

“Saya sendiri malah menyarankan agar pemerintah Edi-Weng fokus urus Covid-19. Bupati dan Wabup bagi tugas, turun ke setiap kecamatan dan pantau langsung bagaimana masyarakat berjuang sendiri mempertahankan hidup mereka. Mabar bukan hanya Labuan Bajo, tapi 12 kecamatan.  Bupati juga mesti berani mengevaluasi pimpinan OPD yang sempat menjadi Satgas Covid. Jangan pakai mereka lagi untuk urus Covid-19 2021 ini,” kata Marselinus, (Voxntt, 18/07/2021).

Kerentanan Demokrasi

Kebijakan di atas dengan itu sebenarnya tidak saja kontraproduktif dan berpotensi membawa masalah baru tetapi juga secara gamblang menggambarkan kerentanan demokrasi karena Pemda tidak mampu mengorganisir kekuasaannya untuk menanggulangi krisis dengan meningkatkan inovasi dan kreativitas.

Padahal, kekuatan pemimpin diuji ketika berhadapan dengan situasi genting. Seluruh instrumen demokrasi seperti transparasi, profesionalitas, kapabilitas dan kreativitas harus dikerahkan untuk menanggulangi krisis. Beberapa negara di dunia seperti Jerman, Taiwan dan Korea Selatan berhasil keluar dari cengkraman pandemi karena mampu memaksimalkan seluruh perangkat-perangkat demokrasi secara konsisten, tidak hanya dalam tataran prosedural tetapi juga secara substansial.

Baca Juga:  Gibran Dinilai Terlalu Agresif dalam Debat Cawapres, Netizen: Cringe!

Jonathan Schwartz mengaitkan keberhasilan negara-negara di atas dengan respons Cina saat menghadapi pandemi severe acute respiratory syndrome (SARS) tahun 2012-2013. Sekurang-kurangnya Ia melihat tiga faktor yang menentukan keberhasilan itu, antara lain: Pertama, sentralisasi kekuasaan yang memudahkan koordinasi penanganan.

Kedua, hubungan di antara institusi yang terkoordinasi lebih baik. Ketiga, adanya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sehingga menumbuhkan partisipasi yang luas untuk menghadapi krisis. (Journal of Chinese Political Science edisi 19 Juli 2012).

Penguatan demokrasi saat menghadapi krisis, sebagaimana ditunjukkan beberapa negara di atas merupakan bentuk tanggung jawab moral untuk mempertahankan stabilitas politik sekaligus untuk memastikan tidak terjadi perapuhan demokrasi.

Di Indonesia, tak terkecuali di level lokal, Mabar penguatan demokrasi semacam ini harus benar-benar ditegakkan. Mengacu pada analisis Schwartz, Pemda Mabar sekurang-kurangnya harus mengelaborasi seluruh instrumen demokrasi dengan mengacu pada beberapa poin berikut.

Pertama, sentralisasi kekuasaan. Peran strategis Pemda Mabar di sini adalah mengorganisir kekuasaannya secara independen dan bertanggung jawab demi kemashalatan publik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Ksatria Templar: Ordo Militer Legendaris dari Era Perang Salib
Aksi Aulia Khairunnisa Taklukkan Ular King Cobra, Bikin Warga Luar Negeri Tercengang
Tanggal 22 Maret 2024 Memperingati Hari Apa?
Misteri Terpecahkan! Ilmuwan Ungkap Rahasia Lingkaran Bawah Laut yang Disebut Karya Alien
Kurikulum Merdeka: Tantangan dan Refleksi dalam Transformasi Pendidikan
Memahami Perbedaan dalam Panggilan Gereja Katolik: Imam, Pastor, dan Romo
Bintang Film Agak Laen Bene Dion Ungkap Perjuangannya sebagai Generasi Sandwich, Kapan Aku Bisa Egois Gitu?
Politik Balas Dendam: Luka Demokrasi
Berita ini 17 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 28 Maret 2024 - 11:59 WIB

Deretan Pernikahan Mewah Bak Cinderella Selebriti Indonesia yang Berakhir Tidak Bahagia, Ada Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Jumat, 22 Maret 2024 - 19:09 WIB

Diduga Disantet sebelum Meninggal, Stevie Agnecya Sebut Pelakunya Perempuan Hamil

Jumat, 22 Maret 2024 - 18:40 WIB

Sebelum Meninggal, Stevie Agnecya Mengaku Disantet Perempuan!

Jumat, 22 Maret 2024 - 15:12 WIB

Benarkah Stevie Agnecya Mantan Istri Aktor Samuel Rizal Meninggal karena Santet?

Jumat, 22 Maret 2024 - 11:08 WIB

Meninggal Dunia, Mantan Istri Samuel Rizal, Stevie Agnecya Ngaku Jadi Lebih Tenang setelah Jadi Mualaf

Rabu, 20 Maret 2024 - 21:51 WIB

Pakar Kerajaan Kecam Rumor Keji dan Konspirasi Jahat Menyerang Kate Middleton

Rabu, 20 Maret 2024 - 19:13 WIB

Konser TREASURE di Jakarta: Harga Tiket, Cara Beli, dan Info Lengkap

Selasa, 19 Maret 2024 - 18:09 WIB

Vokalis SORE Ade Paloh Meninggal Dunia saat ke RS, Begini Cerita Kerabat Dekat

Berita Terbaru

10 Rekomendasi Hadiah Lebaran Terbaik untuk Keponakan Tercinta

Gaya Hidup

10 Rekomendasi Hadiah Lebaran Terbaik untuk Keponakan Tercinta

Kamis, 28 Mar 2024 - 14:45 WIB