Darurat Hoaks di Masa Pandemi

Rabu, 8 September 2021 - 10:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salah satu tantangan terbesar pemerintah di masa pandemi Covid-19 saat ini ialah banyaknya hoaks atau berita bohong yang tersebar di masyarakat. Dari data Kementerian Komunikasi dan Informatika memperlihatkan bahwa terdapat 1795 isu hoaks selama masa pandemi yang terjadi sejak 23 Januari 2020 hingga 24 Juli 2021 yang tersebar di berbagai media sosial. Isu-isu hoaks pun beragam, misalnya tentang konspirasi Covid-19 dan rumah sakit yang sengaja mengcovidkan pasien serta hoaks tentang vaksinasi yaitu sebanyak 252 isu sejak Otober 2020 hingga 18 Juli 2021. Lalu terbaru misalnya, sebanyak 25 isu hoaks terkait PPKM darurat sepanjang 4 Juli sampai 18 Juli 2021. Disinformasi yang banyak ini tentunya sangat mengkhawatirkan kita semua di tengah upaya pemerintah dalam menanggulangi Covid-19.

Keberadaan hoaks tidak saja bisa mengaburkan fakta tetapi juga membuat masyarakat tidak peduli atau bahkan menganggap remeh dengan ancaman Covid-19. Bahkan dalam kondisi tertentu hoaks justru menyebabkan kematian. Karena itu, sudah sepatutnya kaum muda memberikan sumbangsihnya, memberikan solusi bukan polusi untuk mendukung segala upaya upaya pemerintah dalam memerangi hoaks di ruang publik agar masyarakat disuguhkan dengan informasi-informasi yang benar.

Baca Juga:  MNC Mengancam Demokrasi Indonesia

Pertama, memperkuat literasi digital dalam keluarga dan lingkungan masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penguatan literasi di media sosial adalah sebuah keharusan yang perlu digaungkan setiap saat. Masyarakat kita saat ini sudah aktif mengakses internet setiap hari, data We Are Social dan Hotsuite menunjukkan bahwa pengguna Internet tahun 2020 mencapai 73.7% atau setara dengan 196.7 juta penduduk Indonesia. Jumlah ini meningkat 25.5 juta atau 8.9% dari periode survei tahun sebelumnya. Dalam survei yang sama juga memperlihatkan bahwa 170 juta orang merupakan pengguna aktif di media sosial dan menghabiskan waktu 3 jam 14 menit per harinya untuk berselancar di ruang maya. Hal itu menunjukkan bahwa penetrasi masyarakat Indonesia di ruang digital cukup tinggi.

Peningkatan jumlah pengguna tersebut tidak diimbangi dengan tingkat kecakapan digital dari masyarakat. Studi perilaku digital yang dilakukan oleh salah satu perusahan teknologi global tahun 2021, menujukkan bahwa tingkat keberadaban digital (digital civility) di Indonesia masih tergolong rendah. Tingkat kecakapan digital masyarakat kita masih berada di bahwa angka 3.47 dari skala 1 sampai 4. Ini tentu menjadi warning baggi kita semua bahwa peluang potensi konflik dan persebaran hoaks cukup besar di ruang digital. Untuk itu, kita sebagai generasi muda perlu dibekali dengan pengetahuan dan skill tentang bagaimana menggunakan memanfaatkan ruang digital secara bijak.

Baca Juga:  Ongkos Mahal Tinggal di Kota Wisata Premium Labuan Bajo

Dalam konteks memerangi hoaks di masa pandemi, kita sebagai generasi muda yang sudah melek digital bisa memulainya dari rumah dan lingkungan sekitar. Misalnya dengan melakukan edukasi dan sosialisasi secara terus menerus tentang bagaimana memilih dan memilah informasi dengan baik dan benar di ruang digital. Hal ini bisa dilakukan dengan sharing bersama di rumah atau di lingkungan, melalui grup-grup whatsapp yang tujuannya mendorong masyarakat untuk memfilterisasi setiap informasi Covid-19 yang mereka terima, mengecek kevalidan isinya, sumber informasi, foto atau gambar dan video agar tidak mudah termakan hoaks.

Kedua, membangun narasi yang positif  

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Digdaya PT Flobamor Kendalikan Pariwisata Taman Nasional Komodo: Tarif Naik, Kualitas Pelayanan Buruk!
Kurikulum Merdeka, Nasib Guru Bahasa Jerman di Ujung Tanduk
Menguak Aliran Dana Philip Morris, Pemegang Saham PT HM Sampoerna Tbk ke Israel
Menakar Kans Koalisi Pengusung Anies Baswedan Bubar Kala Demokrat-PDIP Tampil Mesra
Kontroversi dalam Karier Sutradara Film Porno Kelas Bintang, Dari Sinetron ke Film Dewasa
Romo AS: Kasus Pastor Bunuh Diri dan Dugaan Salah Urus Gereja
Ridwan Kamil, Misi Partai Golkar Rebut Jawa Barat dari Gerindra dan PDIP
Menjadi Konten Kreator Tiktok, Rela Alih Profesi demi Fulus
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 18 April 2024 - 09:45 WIB

Meta Luncurkan Chatbot AI di Instagram untuk Rekomendasi Konten

Kamis, 18 April 2024 - 04:04 WIB

Rilis Terbaru! Kode Redeem AFK Journey Bulan April 2024

Kamis, 18 April 2024 - 00:38 WIB

Link Ujian Wibu Google Form Terbaru 2024 yang Lagi Viral, dan Cara Mainnya

Rabu, 17 April 2024 - 22:33 WIB

Link Ujian Tes Kegoblokan Google Form dan Tondanoweb Viral Tiktok

Rabu, 17 April 2024 - 20:58 WIB

Link Ujian Tes Kesabaran Google Form Gratis 2024 dan Cara Mainnya

Rabu, 17 April 2024 - 20:15 WIB

Kode Redeem Maple Rush Terbaru Hari Ini 17 April 2024

Rabu, 17 April 2024 - 19:26 WIB

Link Ujian Free Fire Google Form Tes Seberapa Pro Kamu Player FF Viral di TikTok, Begini Cara Main Kuis Epep

Rabu, 17 April 2024 - 14:16 WIB

Literasi Digital di Era Perkembangan AI, Apa Urgensinya?

Berita Terbaru

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Abdullah Azwar Anas. Foto: RRI

IKN

Tunjangan Pindahan Menanti ASN yang Pindah ke IKN

Kamis, 18 Apr 2024 - 08:47 WIB