Tajukflores.com – Nuansa kedaerahan Indonesia bagian timur begitu terasa saat memasuki Libong Coffee, Senen, Jakarta Pusat. Dari alunan musik, hiasan dinding, termasuk dialek-dialek pengunjung, kental dengan wilayah bagian Timur.
“Libong Coffee itu distigma sebagai tempatnya rakyat Indonesia Timur,” ujar Viktor Ones Wole, owner Libong Coffee kepada Tajukflores.com, beberapa waktu lalu.
Dibuka pada September 2020 lalu, kini Libong Coffee sudah berjalan setahun. Dengan ciri khas kopi Manggarai, Flores, kafe ini khusus menggaet pelanggan dari Indonesia bagian timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setiap harinya, mahasiswa dan pekerja hingga pasangan suami-istri dari Indonesia timur ramai mendatangi Libong Coffee. Letaknya pun cukup strategis, yakni di Jalan Senen Raya No 42, Senen, Jakarta Pusat. Di depannya terdapat pusat perbelanjaan Atrium Senen.
“Nah dari situ lah teman-teman membangun stigma bahwa Libong ini adalah base camp rakyat Indonesia Timur. Saya dengan Gese (barista) juga semangat karena customer kita rata-rata rakyat Indonesia Timur. Kalaupun ada di luar, itu menurut saya itu bonus buat saya,” katanya.
“Mahasiswa, pekerja dan bahkan yang sudah berkeluarga. Quality timenya di sini,” sambung dia.
Vitho, sapaan akrab Viktor Ones Wole, mengaku, membuka kedai kopi di masa pandemi Covid-19 ini bukan hal mudah. Berharap menjanjikan, namun kenyataanya banyak kafe dan kedai kopi yang tutup.
Libong Cofffe juga demikian. Kedai ini bahkan pernah tak dikunjungi seorang pelangganpun. “Paling berkesan selama sebulan kita tutup terus. Bahkan sehari kita gak ada omset,” ceritanya.
Meski berat, namun Vitho memiliki mimpi besar yakni menjadikan Libong Coffee sebagai tempat pertemuan warga Indonesia timur. Bersama rekannya, Gesse, pria asal Manggarai ini terus bertahan dengan harapan pandemi akan berlalu.
“Jadi bisnis kopi di tengah pandemi ini harus kuat dan sabar. Sabar yang paling penting karena pertama kita dibatasi dengan waktu akibat kondisi pandemi. Kita harus sabar, baca peluang arahnya mau kemana,” beber Vitho.
Penulis : Edeline Wulan
Editor : Marcel Gual
Halaman : 1 2 Selanjutnya