Sejumlah truk pengangkut tanah lalu-lalang, keluar masuk di sebuah areal terbuka di Waecicu, Kelurahan Labuan Bajo, Kecamatan Komodo pada Jumat, 27 Juli 2022 siang. Tak jauh dari situ, sejumlah pekerja terlihat memasang alat pemancang tiang fondasi (piledriving). Suara bising, debu bertebaran di sana sini.
Selain deru piledriving, tak kalah nyaring suara beberapa eskavator berbagai merek. Sibuk menggali dan memindahkan material tanah yang sudah dikeduk. Ada juga eskavator yang diam, sedang tak beroperasi.
Sejumlah pekerja tampak menikmati aktivitasnya masing-masing di bawah terik matahari dan hawa panas pinggir pantai Waecicu. Ada yang memandu pengemudi eskavator. Ada juga yang sedang menganyam beton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ini adalah lokasi pembangunan The Luxury Collection, sebuah resor premium milik Marriot International dan PT Fortuna Paradiso Optima. Lokasinya strategis. Hanya sepelemparan batu dari dari pantai dan sekitar 10 menit dari Bandar Udara Komodo.
Pembangunan hotel The Luxury Collection, Labuan Bajo. Foto: Tajukflores.com/Yones Hambur.
Berada di atas lahan seluas sekitar 34 ribu meter persegi, resor yang digadang-gadang menjadi salah satu ikon baru kota Labuan Bajo ini, direncanakan mulai beroperasi pada akhir tahun 2023, dengan 70 kamar dan sejumlah fasilitas seperti pool beach bar, specialty restaurant, wedding chapel, meeting room, fitness center, spa, beach pool, dan olympic size swimming pool.
Sejak Pemerintah Pusat menetapkan Labuan Bajo sebagai salah satu dari lima kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) super prioritas pada tahun 2019 lalu, pembangunan infrastruktur pendukung terus digalakan pemerintah. Mulai dari memperluas Bandar Udara Komodo, menata kawasan Marina Labuan Bajo dan Pulau Rinca, hingga perluasan jalan dan trotoar di dalam kota Labuan Bajo.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang baru-baru ini kembali mengunjung Labuan Bajo, dalam nada retoris mengatakan “Apa sih yang masih kurang dari Labuan Bajo?”.
Seirama dengan gerak pemerintah, investasi sektor swasta pun mengalir deras ke Labuan Bajo, sebuah kota kecil di ujung barat Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai sebuah destinasi wisata, investasi sektor swasta ini di antaranya menyasar sektor perhotelan.
Selain resort The Luxury Collection, berdasarkan data yang diperoleh Tajukflores.com dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Manggarai Barat, dalam beberapa tahun terakhir ini terdapat 31 perusahaan yang menanamkan modalnya, membangun hotel, resor dan vila di Labuan Bajo dan sekitarnya. Baik itu investor dalam negeri atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun investor asing atau Penanaman Modal Asing (PMA).
Dari 31 perusahaan, berdasarkan data DPMPTSP, 17 di antaranya mempublikasikan nilai investasi mereka, dengan total mencapai Rp3,08 triliun. Salah satu yang terbesar adalah PT QRPG Komodo Resort. Perusahaan ini telah mengantongi Izin Prinsip Lokasi (IPL) untuk membangun hotel di Batu Gosok, Kelurahan Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, dengan nilai investasi sebesar Rp942,2 miliar.
Penelusuran Tajukflores.com, PT QRPG Komodo Resort beralamat di Menara Rajawali, lantai 15, Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan. Alamatnya ini sama dengan Rajawali Corpora, perusahaan milik taipan Peter Sondakh.
Investor terbesar kedua dari 17 perusahaan yang mempublikasikan nilai investasiya ialah St Regis (Bangun Indah Internasional). Perusahaan yang baru mengantongi Nomor Induk Berusaha (NIB) ini berencana membangun hotel di Karangan, Labuan Bajo dengan nilai investasi Rp715 miliar.
Sumber Tajukflores.com membisikkan, lahan untuk membangun hotel St Regis ini berada di dekat lahan milik pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, yang beberapa waktu lalu heboh karena diklaim beberapa pihak dan telah menyeret mantan Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dula ke penjara.
Katamaran Hotel & Resort, Wae Rana, Kelurahan Labuan Bajo. Foto: Tajukflores.com/Yones Hambur.
St Regis sudah melakukan upacara peletakan batu pertama untuk pembangunan hotelnya. Tetapi, perkembangan konstruksinya mandek karena lahan yang belum clear dan clean.
Selain St Regis (Bangun Indah Internasional), sejumlah perusahaan lainnya juga berencana membangun hotel di wilayah Karangan. Misalnya PT Karya Inti Selaras dengan nilai investasi Rp397,8 miliar; W Hotel dengan nilai investasi Rp154,4 miliar; Orendra Hotel dengan nilai investasi Rp17 miliar dan PT Komodo Kawisata Pratama dengan nilai investasi Rp198,9 miliar.
Seperti St Regis (Bangun Indah Internasional), perusahaan-perusahaan yang berencana membangun hotel di wilayah Karangan ini baru memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Berdasarkan keterangan di situs bkpm.go.id, NIB adalah identitas pelaku usaha yang diterbitkan oleh lembaga OSS. Setelah memiliki NIB, maka pelaku usaha bisa mengajukan Izin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional sesuai dengan bidang usahanya masing-masing.
Selain perusahaan-perusahaan di atas, perusahaan dengan investasi yang cukup besar juga adalah PT Oqua Village Sebayur. Perusahaan ini sudah mengantongi Izin Prinsip Lokasi (IPL) untuk membangun resor di Pulau Sebayur, Desa Pasir Putih, Kecamatan Komodo, dengan nilai investasi Rp300,3 miliar.
Halaman : 1 2 Selanjutnya