Tajukflores.com – Artikel ini membahas tradisi jilbab dalam Kristen Ortodoks. Penggunaan jilbab bukanlah tradisi muslim semata. Dalam kekristenan, penggunaan jilbab atau hijab bahkan memiliki tradisi panjang sejak zaman Para Rasul.
Meski demikian, kecuali Kristen Ortodoks Rusia, tradisi jilbab ini sudah ditinggalkan oleh sebagian besar orang Kristen. Penggunaan jilbab di Ortodoks Rusia bukan hanya tradisi semata, tapi sebuah keharusan sejak usia anak.
Tentu saja, ketika seorang wanita masuk gereja tanpa penutup kepala atau jilbab tidak akan diusir. Namun dia sangat mungkin menghadapi beberapa pandangan yang tidak setuju dan menghakimi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lalu kenapa wanita Ortodoks Rusia masih mempertahankan tradisi memakai jilbab?
Mengutip Russia Beyond, secara historis, semua wanita Kristen mengenakan syal di kepala mereka, karena tradisi itu lahir pada zaman yang cukup kuno.
Dalam 1 Korintus 11, Rasul Paulus mengatakan, “Setiap wanita yang berdoa atau bernubuat dengan kepala terbuka tidak menghormati kepalanya–itu sama dengan mencukur kepalanya.” Dan pada abad ke-, wanita yang berambut pendek tidak disukai.
Teolog Rusia Sergey Khhudiev mengklarifikasi kata-kata Paulus, “Dalam budaya kuno, rambut dianggap sebagai elemen kecantikan wanita yang paling berwarna dan menutupinya menunjukkan kesopanan seseorang. Hetairai Yunani (pelacur) berjalan tanpa kepala, sementara para wanita keluarga menutupi kepala mereka, menunjukkan kesetiaan mereka kepada suami.”
Jadi, apa yang disampaikan Paulus, tradisi jilbab itu dijamin bahwa wanita sederhana (yaitu orang Kristen yang takut akan Tuhan) harus menutupi kepala mereka.
Penulis : Marcel Gual
Editor : Marcel Gual
Halaman : 1 2 Selanjutnya