Kapal wisata KLM Tiana kembali tenggelam untuk kedua kalinya di Perairan Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat pada Sabtu (21/1). Hingga 2021 lalu, tercatat ada 8 kali kecelakaan kapal di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) itu.
Delapan kapal wisata yang mengalami kecelakaan di Perairan Labuan Bajo itu ialah Kapal Indo Komodo, Kapal KM Air Dua, Kapal KM Dua By Larea-Rea, Kapal KLM Lexxy, Kapal KLM Sea Savari VII, Kapal Lintas Batas 05, dan Kapal KLM Neo Cruise, dan KLM Tiana (dua kali).
Faktor utama kecelakaan kapal di Labuan Bajo disebabkan oleh kondisi cuaca. Faktor pendukung lainnya ialah kondisi kapal wisata yang tidak memungkinkan berlayar di tengah cuaca ekstrim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berulangnya kecelakaan kapal wisata di Labuan Bajo tentu berdampak pada minat wisatawan untuk berkunjung ke Labuan Bajo ke depan. Mengingat, kapal wisata merupakan akses utama ke sejumlah pulau-pulau yang menjadi daya tarik wisata di Labuan Bajo.
Hingga 2022 lalu, dari 4.081 kapal wisata yang beroperasi di Labuan Bajo, hanya 400-an yang mengantongi izin resmi alias terdaftar melakukan aktivitas wisata di sana.
Sisanya, sekitar 3.681 kapal wisata beroperasi tanpa izin resmi dari luar Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di sisi lain, maraknya penipuan agen wisata masih menjadi persoalan yang kerap terjadi. Tenggelamnya KLM Tiana pekan kemarin membuka kedok penipuan agen wisata.
Hal itu diungkap salah satu korban kecelakaan kapal wisata KLM Tiana, Khouw Cynthia Josephine Kosasih (26). Ia mengaku ditipu oleh agen perjalanan wisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Menurut Cynthia, awalnya ia bersama keluarga memesan perjalanan wisata ke Labuan Bajo lewat CV Wisata Alam Mandiri yang menjanjikan mereka untuk naik ke kapal bernama Nadia dengan satu kamar master dan satu kamar private.
Namun, begitu tiba di Dermaga Labuan Bajo, mereka diantar ke kapal lain yaitu KLM Tiana. Beberapa wisatawan asing juga mengalami pergantian kapal secara mendadak.
Halaman : 1 2 Selanjutnya