Jakarta, Tajukflores.com - Hubungan dua partai politik, PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat mulai membaik, setelah sekian tahun merenggang. Hubungan yang tampak mesra diperlihatkan kedua parpol itu di publik dengan saling melempar sanjungan ihwal bakal calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2024.
Itu bermula dari PDIP yang menyebut nama Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk dalam bursa cawapres Ganjar Pranowo.
Hubungan Demokrat dan PDIP merenggang pada 2004 silam. Oleh karena itu, rencana pertemuan Puan dan AHY juga dapat dimakani sebagai ajang Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk reunian dan rekonsiliasi. Mengingat, relasi kedua tokoh itu selama ini kurang baik.
Baca Juga: Pencari Kerja Wajib Tahu, Ini Besaran Upah Minimum Kabupaten di NTT
Namun, mereka sempat akrab. Kala itu, Megawati dan SBY sama-sama berada dalam Kabinet Gotong Royong di mana Megawati menjadi pimpinannya. Kemudian, SBY sebagai Menteri Koordiantor Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam). Setelah Pemilu Presiden 2004, hubungan kedua sosok itu terlihat renggang.
Saat itu, SBY tak menuntaskan jabatannya sebagai Menko Polkam hingga akhir masa kerja Kabinet Gotong Royong. SBY lantas memilih mundur pada 11 Maret 2004, sekitar dua bulan sebelum pendaftaran peserta Pilpres.
Empat bulan setelahnya, SBY maju dalam kontestasi Pilpres 2004 sebagai calon presiden (capres) berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Singkat cerita, pasangan SBY-JK berhasil mengalahkan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi pada putaran kedua. SBY-JK meraup 69.266.350 atau 60,62 persen suara. Sementara, Megawati-Hasyim Muzadi mengantongi 44.990.704 suara atau 39,38 persen.
Penulis | : | Rayen Putra Pradana |
Editor | : | Marcel Gual |