Labuan Bajo, Tajukflores.com - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan pertemuan Ministerial Meeting On Transnational Crime (AMMTC) ke-17 penting dilakukan untuk memperkuat penanganan kejahatan transnasional di negara ASEAN. Ia menyebut dengan kemajuan teknologi saat ini kejahatan semakin masif dan dengan cara yang semakin kompleks.
Baca Juga: Gabungnya Demokrat ke Kubu Prabowo Dinilai Bisa Kacaukan Skenario Jokowi
"Sehingga, penanganannya juga harus adaptif, terutama tindak pidana terorisme, tindak pidana perdagangan manusia, dan tindak pidana narkotika,” kata Presiden Jokowi saat membuka AMMTC, Senin (21/8).
Ia menjelaskan, selain kesiapan menghadapi tantangan global, negara ASEAN juga harus berkomitmen memberantas kejahatan transnasioal tersebut.
Negara ASEAN, menurut Jokowi, perlu membangun kerja sama berkelanjutan, pertukaran informasi, pemanfaatan teknologi, serta meningkatkan kapasitas dan profesionalitas aparat penegak hukum. Oleh karenanya, kata dia, ihwal AMMTC ke-17 di Labuan Bajo diharapkan dapat disepakati bersama.
"Saya berharap dalam pertemuan ini dirumuskan akidah kerja sama yang responsif, yang berisi langkah-langkah strategis, sehingga dapat menjaga kawasan ASEAN yang aman, damai, dan sejahtera,” ucap Jokowi.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa di tengah tantangan krisi global, kemajuan pesat terjadi di negara ASEAN. Namun, Listyo mengatakan, kemajuan tersebut harus diimbangi dengan kesiapan dan kesigapan dalam menghadapi kejahatan transnasional.
Baca Juga: Resmi Jadi Ketua Umum PSI, Kaesang Tak Mau Buru-buru Umumkan Capres
Jenderal Sigit mengingatkan bahwa kejahatan transnasional dapat menjadi ancaman bagi kawasan negara ASEAN.
Lebih jauh, Kapolri menekankan, pertemuan tahunan AMMTC ini akan berfungsi sebagai platform bagi negara-negara ASEAN untuk menilai kemajuan dan kolaborasi masing-masing negara dalam mengatasi tantangan yang ada dan mengembangkan strategi praktis, serta arah menghadapi tindakan masa depan.
Kapolri yang juga selaku Ketua AMMTC 2023 berharap, draft deklarasi dalam upaya penanggulangan TPPO, terorisme dan penyelundupan senjata dapat disepakati oleh para menteri pada AMMTC ke-17 ini.
Sebab, momentum ini menjadi waktu yang tepat dalam pencapaian konkret dalam upaya menciptakan kawasan ASEAN yang aman melalui peningkatan kerja sama dalam penanggulangan kejahatan lintas negara.
Diketahui, sebanyak 10 menteri dari negara sahabat di kawasan ASEAN mengikuti kegiatan AMMTC ke-17 ini. Pada saat kedatangan delegasi, dilakukan Welcome Cocktail and Toast AMMTC di atas kapal Phinisi Lako Sae.
Baca Juga: Gantikan Giring Ganesha, Kaesang Pangarep Resmi Jadi Ketua Umum PSI
Terdapat 10 isu yang menjadi bahasan, yakni kejahatan terorisme, kejahatan dunia maya, penyelundupan senjata, perdagangan satwa liar dan kayu ilegal, perdagangan obat-obatan terlarang, pencucian uang, kejahatan ekonomi internasional, pembajakan laut, penyelundupan manusia, dan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Penulis | : | Fons Abun |
Editor | : | Tim Tajuk Flores |