Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Martini Mohamad Paham, yang juga hadir sebagai narasumber, menekankan pentingnya kemitraan yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan.

“Dengan berkolaborasi, kita dapat berbagi sumber daya, pengetahuan, dan pengalaman untuk menciptakan pengalaman wisata yang lebih baik, sekaligus menjaga lingkungan dan budaya lokal,” ungkap Martini.

Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh, menegaskan bahwa pariwisata memiliki kekuatan luar biasa untuk menyatukan berbagai budaya dan membangun hubungan antarnegara.

Baca Juga:  Marsel Jeramun Sebut APBD Manggarai Barat 2024 sebagai Jebakan Badman, Ada Apa?

“Tema Pariwisata, Perdamaian, dan Keberlanjutan sangat relevan dengan visi kita di Labuan Bajo Flores. Kami berkomitmen untuk mengembangkan pariwisata yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memperkuat perdamaian dan harmoni di antara masyarakat,” tegas Frans.

Menutup talk show, Silvester Wanggel, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia di Kabupaten Manggarai Barat, menyatakan bahwa pariwisata adalah salah satu pilar utama pembangunan ekonomi dan sosial. Dengan peningkatan konektivitas penerbangan internasional, Labuan Bajo dapat mendatangkan lebih banyak wisatawan yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkuat hubungan antarbangsa.

Baca Juga:  Viral Anak SMP Ejek Korban Genosida Palestina di McDonald's, Netizen Serang Akun Instagram SMPN 216 Jakarta!

“Kami di PHRI berkomitmen untuk mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, termasuk praktik ramah lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal,” terang Silvester.

Acara ini juga dihadiri oleh pembicara lain, termasuk Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kemenparekraf, Raden Kurleni Ukar, serta perwakilan dari Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Getrudis) dan Sekretaris IHGMA (Putu Alit).