Nusa Tenggara Timur mengalami deflasi sebesar 0,15 persen pada Februari 2019 akibat penurunan harga pada beberapa kelompok pengeluaran, terutama transportasi sebagai penyumbang deflasi 1,2 persen.
Kepala BPS NTT Maritje Pattiwaellapea mengatakan penurunan harga juga terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,08 persen.
Sedangan kelompok kesehatan dan perumahan mengalami kenaikan indeks harga, masing-masing sebesar 0,42 dan 0,11 persen.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Maritje menjelaskan, dari dua kota survei biaya hidup di provinsi setempat, Kota Kupang mengalami deflasi sebesar 0,66 persen dengan penyumbang terbesar dari kelompok bahan makanan dengan andil 0,37 persen, menyusul transportasi dengan andil 0,33 persen.
Sebaliknya, lanjut dia, indeks harga di Kota Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka di Pulau Flores mengalami inflasi pada Februari sebesar 0,48 persen.
Pemicu inflasi ini akibat naiknya indeks harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 1,77 persen serta kelompok pendidikan 0,29 persen.
“Harga beberapa komoditi seperti bayam, kangkung, ikan layang, bawang merah, wortel, daging babi dan beberapa lainnya sehingga memicu inflasi tersebut,” kata Maritje kepada pers di Kupang, Rabu (6/3/2019).
Maritje menambahkan, dalam lima tahun terakhir provinsi setempat mengalami empat kali deflasi dan satu kali inflasi, khusus yang tercatat di bulan Februari 2019.
Inflasi terjadi pada tahun 2017 sebesar 0,15 persen sedangkan deflasi terbesar terjadi pada tahun 2015 sebesar 1,28 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Halaman : 1 2 Selanjutnya