Jakarta – Gaya hidup frugal living semakin mencuat dan menjadi sorotan belakangan ini, terutama setelah adanya pandemi Covid-19. Kondisi yang penuh ketidakpastian membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya memikirkan dana darurat dan manajemen keuangan yang bijak, daripada menghabiskan dana untuk membiayai gaya hidup yang mewah.

Pandemi telah membantu banyak orang mengukur kondisi keuangan pribadi mereka, seberapa besar dana pensiun yang dimiliki, dan seberapa kuat pondasi keuangan mereka dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Apa itu Frugal Living?

Frugal living, secara sederhana, sering dimaknai sebagai gaya hidup hemat atau irit terhadap pengeluaran untuk menabung lebih banyak. Namun, konsep ini jauh lebih dalam daripada sekadar memotong pengeluaran.

Frugal living sebenarnya adalah konsep di mana seseorang mengelola uang mereka dengan kesadaran penuh (mindfulness), pertimbangan, dan analisis yang baik. Hal ini juga melibatkan strategi untuk mencapai tujuan keuangan masa depan yang jelas.

Orang yang mengadopsi frugal living akan memilih alternatif yang hemat, seperti memasak makanan sehat daripada membeli makanan di luar, membeli produk lokal berkualitas tanpa harus memikirkan merek, dan tidak terpengaruh oleh tren mode atau gadget terbaru.

Namun, penganut frugal living tetap menikmati hidup dengan standar yang mereka tetapkan tanpa harus mempertimbangkan opini orang lain. Semua ini dilakukan demi mencapai tujuan keuangan jangka panjang yang mereka tetapkan.

Frugal Living dan Keberlanjutan Bumi

Kajian tentang konsep frugal living semakin berkembang, dan tidak hanya terkait dengan tujuan keuangan individu jangka panjang. Konsep ini juga membahas keberlanjutan kehidupan di seluruh dunia. Pandemi Covid-19 dan masalah perubahan iklim menunjukkan bahwa kita harus mendeklarasikan frugal living dan mengajarkannya kepada generasi saat ini dan masa depan.

Dengan populasi dunia yang terus bertambah dan sumber daya yang semakin terbatas, manusia harus mengadopsi gaya hidup hemat. Ini berarti tidak hanya menghemat uang, tetapi juga tidak membuang-buang sumber daya, makan dengan bijak, dan mengurangi limbah yang tidak perlu. Konsep frugal living secara langsung terkait dengan upaya penyelamatan lingkungan.

Frugal Living dalam Konteks ASN

Gaya hidup frugal living juga sangat relevan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki penghasilan tetap setiap bulan. Pertimbangan dan kesadaran dalam mengeluarkan dana adalah kunci dalam menerapkan frugal living. Selain itu, ASN memiliki tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat, sehingga gaya hidup mereka juga menjadi sorotan publik.

Beberapa langkah praktis yang dapat diambil dalam menerapkan frugal living antara lain:

  1. Mengatur Tujuan Keuangan: Pastikan memiliki tujuan keuangan yang jelas dan dapat dicapai, seperti menabung untuk dana pernikahan, pendidikan anak, atau pensiun.
  2. Analisis Kebutuhan vs Keinginan: Selalu analisis apakah pengeluaran tersebut untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Hindari pengeluaran impulsif yang tidak perlu.
  3. Hindari Utang Konsumtif: Utang konsumtif yang berlebihan dapat merusak kondisi keuangan. Hindari membeli barang konsumtif dengan kredit.
  4. Tidak Terpengaruh Tren: Berhenti mengikuti tren mode atau barang-barang terbaru. Jangan terlalu memikirkan ekspektasi orang lain terhadap Anda.
  5. Kesadaran akan Masa Depan: Ingatlah bahwa hidup bukan hanya untuk saat ini. Pikirkan juga tentang masa depan, baik pribadi maupun bumi.

Frugal living adalah gaya hidup yang lebih dari sekadar hemat uang. Ini adalah konsep yang memiliki dampak jauh lebih luas, termasuk upaya untuk menjaga keberlanjutan bumi.

Semua orang, termasuk ASN, dapat memulai mengadopsi kebiasaan baik ini untuk kesejahteraan diri sendiri dan masa depan yang lebih baik.