Menurutnya, keputusan Partai Nasdem untuk “mengorbankan” Ratu Wulla dan “menyelamatkan” Viktor Laiskodat merupakan strategi yang dilakukan demi kepentingan partai yang lebih besar. Dengan keberadaan Laiskodat di Senayan sebagai anggota DPR RI, Partai Nasdem dapat mempertahankan eksistensinya di NTT.

“Dengan kata lain Nasdem NTT ini kan ada di Viktor Laiskodat. Jangan sampai kehilangan Laiskodat sama seperti kehilangan posisi tawar Nasdem NTT gitu di mata-mata partai lain,” kata dia.

Jimmy juga menyoroti pentingnya kehadiran sosok Laiskodat dalam persiapan menuju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di NTT. Menurutnya, Nasdem NTT membutuhkan figur politik yang mampu mengkonsolidasikan kader dan memobilisasi dukungan di tingkat lokal.

“Tanpa Laiskodat sendiri yang maju atau mendorong orang lain, tetap harus ada Laiskodat. Laiskodat harus ada di situ. Sedangkan kalu dia (Laiskodat) tidak mempunyai kekuasaan, misalnya (dengan) menjadi anggota dewan misalnya, saya pikir tangan-tangan politiknya akan terbatas untuk mengkonsolidasikan, baik itu mesin maupun instrumen-instrumen yang ada di bawahnya, masyarakat misalnya,” kata Jimmy Nami.

Di sisi lain, meskipun ada spekulasi tentang adanya kesepakatan tertentu antara Viktor Laiskodat dan Ratu Wulla, seperti tukar guling posisi antara DPR RI dan calon dalam Pilgub NTT 2024, Jimmy menegaskan bahwa keputusan ini merupakan hasil dari strategi internal Partai Nasdem.

Baca Juga:  PAD Manggarai Barat Terhimpun Rp242 Miliar, Capai 89 Persen Target

Namun, ia menekankan bahwa meskipun Ratu Wulla memperoleh suara yang signifikan dalam Pileg 2024, hal tersebut tidak cukup menjadi alasan yang kuat untuk mendorongnya maju sebagai calon dalam Pilgub NTT 2024.

Menebak Langkah Politik Nasdem di NTT: Ratu Wulla Dikorbankan demi Viktor Laiskodat
Pengamat politik Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Yohanes Jimmy Nami. Foto: Antara

Jimmy menilai bahwa perolehan suara Ratu Wulla yang besar terutama berasal dari tiga kabupaten di Pulau Sumba, sedangkan perolehan suaranya di kabupaten-kabupaten lain di Dapil NTT kurang signifikan.

“Sedangkan Viktor Laiskodat ini kan, kalau misalnya di-compare dengan Ratu Wulla, kan dia cenderung lebih lebih representatif walupun memang suara dia (Laiskodat) yang besar itu kan di TTS (Kabupaten Timor Tengah Selatan) dan di Kabupaten Kupang. Tempat-tempat lain kecil tapi cenderung merata lah,” jelas Jimy.

“Nah, jadi sebenarnya itu saja sih, ada mekanisme internal yang mau mempertahankan posisi atau eksistensi Partai Nasdem di NTT dan personifikasinya itu ada sama VBL (Viktor Bungtilu Laiskodat). Dan secara insitusi, Partai Nasdem akan diuntungkan untuk itu karena dia (Laiskodat) masih punya tokoh lewat kehadiran VBL di Senayan,” tambah Jimmy Nami.

Baca Juga:  Bupati Manggarai Deno Kamelus Mutasi 3 Pejabat Eseleon II

Lalu apa dampak keputusan Nasdem mengorbankan Ratu Wulla? Menurut Jimy, keputusan Partai Nasdem untuk mengorbankan Ratu Wulla memberikan dampak positif bagi Viktor Laiskodat, yang dapat menjembatani kebutuhan Partai Nasdem NTT dengan DPP Nasdem di tingkat pusat. Namun, Jimy juga mencatat bahwa Ratu Wulla kemungkinan akan menghadapi sentimen negatif dari pemilihnya di dapil NTT 2.

“Dampak di akar rumput yang kemudian saya pikir cukup kecewa dengan situasi yang terjadi sekarang. Dan Ratu Wulla punya kewajiban sekarang, apa namanya, bisa mengkomunikasikan dengan baik pada akar rumput terkait sikap politik yang dilakukan Nasdem hari ini. Bukan sikap politik dia ya, dia harus bisa mentransfer sikap politik yang diambil Nasdem hari ini, kenapa kemudian dia merelakan posisinya diberikan kepada VBL,” pungkas Yohanes Jimy Nami.