Labuan Bajo — Pengamat politik Ferdinandus Jehalut, yang juga merupakan Founder dan Direktur The Indonesian Agora Research dan Ranaka Institute, menilai bahwa petahana tidak memiliki jaminan kemenangan di Pilkada 2024 di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).

“Tidak ada jaminan bahwa petahana bisa memenangkan kontestasi pilkada. Kabupaten Sikka, sebagai contoh, menunjukkan bagaimana petahana bisa tumbang dalam setiap pilkada. Peristiwa politik di Kabupaten Sikka bisa juga terjadi di tempat lain, termasuk di Manggarai Barat,” ungkap Ferdinandus Jehalut, yang akrab disapa Ferdy.

Baca Juga:  Anies Umbar Janji Selesaikan Sengketa Lahan Tanah Merah Jakut Jika Jadi Presiden

Ferdy, yang merupakan lulusan magister ilmu komunikasi dari UGM, menegaskan bahwa kekalahan petahana dalam pemilihan bisa menjadi bentuk evaluasi rakyat terhadap kinerja pemimpin yang dianggap kurang memuaskan.

“Itulah yang sebenarnya diharapkan dari proses pemilu. Pemilu bukan hanya rutinitas lima tahunan, tetapi momen penting bagi rakyat untuk menilai kinerja pemimpin mereka,” jelasnya.

Baca Juga:  Mario Pranda Ungkap Asal Usul Panggilan 'Anak Momang' dan Janji untuk Masyarakat Manggarai Barat

Meskipun demikian, Ferdy mencatat bahwa secara umum, potensi kemenangan petahana cenderung lebih tinggi karena mereka biasanya memiliki modal dan infrastruktur sosial yang lebih baik. Petahana sering kali sudah memiliki basis pemilih loyal dan popularitas yang lebih tinggi dibandingkan lawan politiknya.

Namun, ia juga mengingatkan pentingnya kontrol dari masyarakat dan lawan politik terhadap potensi penyalahgunaan aparatur dan infrastruktur negara oleh petahana.