Picu Kemacetan, Militan Wisata Tolak Layanan Ojol Grab Operasi di Labuan Bajo

Senin 08-04-2024, 15:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi pengemudi ojol Grab

Ilustrasi pengemudi ojol Grab

Labuan Bajo – Sekelompok orang yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Transportasi (Militan) Wisata Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, menolak kehadiran layanan ojek online (ojol) seperti Grab dan sejenisnya.

Penolakan ini didasari oleh sejumlah pertimbangan matang terkait potensi dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh keberadaan layanan Grab di kota wisata super prioritas ini.

“Keputusan ini didasari oleh pertimbangan yang mendalam atas dampak potensial yang akan ditimbulkan oleh keberadaan layanan tersebut di kota wisata Labuan Bajo,” kata Kordinator Militan, Jhon Dacosta Senin (8/4) siang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jhon Dacosta membeberkan pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar penolakan Miitan Wisata Labuan Bajo terhadap kehadiran ojol Grab.

Pertama, Labuan Bajo merupakan destinasi pariwisata utama di Indonesia, yang terkenal akan keindahan alamnya yang mempesona. Oleh sebab itu, Labuan Bajo bukanlah kota yang seharusnya menjadi pusat industri transportasi, melainkan lebih layak dijaga sebagai kota wisata yang nyaman dan terjaga keasriannya.

Baca Juga:  Bupati Edi Endi Sebut Banyak ASN di Manggarai Barat Terlibat Judi Online

Baca Juga:

Kedua, dalam konteks transportasi, digitalisasi harus mengarah pada pengembangan sistem transportasi yang lebih baik dan berkelanjutan. Ini mencakup pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan operasional transportasi, menyediakan layanan yang lebih terjangkau dan mudah diakses, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat lokal.

“Namun, perlu dicatat bahwa transportasi berbasis online seperti Grab bukanlah satu-satunya solusi transportasi digital yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Labuan Bajo,” katanya.

Picu Kemacetan, Militan Wisata Tolak Layanan Ojol Grab Operasi di Labuan Bajo
Militan Wisata Labuan Bajo menolak layanan ojol Grab beroperasi di Labuan Bajo. Foto: Tajukflores.com/Istimewa

Ketiga, keberadaan layanan transportasi online Grab dalam jangka panjang diperkirakan akan memicu kemacetan yang signifikan dan lonjakan jumlah kendaraan bermotor. Hal ini akan berpotensi merusak keadaan lalu lintas yang sudah teratur dan mengganggu kenyamanan wisatawan maupun masyarakat lokal.

Baca Juga:  AS Kerahkan Kapal Induk Canggih USS Gerald R. Ford Bantu Israel dari Serangan Hamas

Keempat, lonjakan jumlah kendaraan bermotor yang akan ditimbulkan oleh layanan transportasi online Grab dapat meningkatkan polusi udara di Labuan Bajo. Dampak buruk dari plusi udara ini akan berpotensi merusak ekosistem dan kesehatan masyarakat setempat.

Kelima, adanya peningkatan aktivitas kendaraan bermotor juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan tingkat kriminalitas di Labuan Bajo. Lonjakan jumlah kendaraan membuka peluang bagi kegiatan kriminal seperti pencurian, perampokan, dan tindak kejahatan lainnya.

“Dalam situasi kemacetan, tingkat stres yang dialami oleh penduduk dan pengunjung Labuan Bajo akan meningkat. Hal ini akan mengurangi kualitas pengalaman wisata dan menciptakan dampak negatif terhadap kesejahteraan psikologis masyarakat,” tutur Jhon di pertimbangan keenam.

Terakhir, infrastruktur transportasi di Labuan Bajo masih belum memadai untuk menangani lonjakan jumlah kendaraan bermotor. Kondisi jalan yang sempit dan minimnya fasilitas parkir akan semakin diperparah dengan kehadiran layanan transportasi online Grab dan sejenisnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Fons Abun

Editor : MG

Berita Terkait

BKKPN Selidiki Kasus 50 Ekor Paus Terdampar di Alor NTT
Garuda Indonesia Dukung Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus ke Papua Nugini
Bupati Manggarai Barat Minta Penutupan Berkala Taman Nasional Komodo Dilakukan Bertahap
Terima Paus Fransiskus, Imam Besar: Masjid Istiqlal Jakarta Adalah Rumah Kemanusiaan, Bukan Hanya Tempat Ibadah
Paus Fransiskus Puji Indonesia, Tetap Memiliki Anak di Tengah Tren Global Memilih Binatang
GRIB Jaya Siap Kawal Pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa, Langkah Strategis untuk Percepatan Kesejahteraan Sosial
30 Anggota DPRD Terpilih Manggarai Barat Dilantik Hari Ini Tanpa Mario Pranda
Simak Jadwal dan Agenda Paus Fransiskus selama Kunjungan ke Indonesia pada 4 September
Berita ini 233 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 6 September 2024 - 21:29 WIB

Yoakhim Jehati Ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemenangan Melki-Johni di Kabupaten Manggarai

Kamis, 5 September 2024 - 17:09 WIB

Pengamat Politik: Petahana Tidak Selalu Jamin Menang dalam Pilkada Manggarai Barat

Kamis, 5 September 2024 - 16:43 WIB

Dilantik sebagai Anggota DPRD NTT, Yohanes De Rosari Yakin Melki Laka Lena Menang di Pilgub NTT

Rabu, 4 September 2024 - 14:37 WIB

Melki Laka Lena Disebut Berjasa dalam Kemenangan Prabowo-Gibran di NTT

Selasa, 3 September 2024 - 20:20 WIB

Richard Sontani Ungkap 3 Alasan Maju Pilkada Manggarai Barat 2024 bersama Mario Pranda

Selasa, 3 September 2024 - 11:25 WIB

Ketua Tim Pemenangan Ansy-Jane Apresiasi Pelayanan KPU dan Bawaslu Provinsi NTT

Senin, 2 September 2024 - 20:58 WIB

Cinta Ansy-Jane untuk NTT Pancarkan Sosok Ahok yang Ingin Masyarakat Mandiri dan Berdaya

Senin, 2 September 2024 - 15:00 WIB

Relawan Muda: Mario-Richard Tinggalkan Zona Nyaman Demi Melayani Rakyat Manggarai Barat

Berita Terbaru

Sejumlah ekor mamalia paus terdampar di pesisir pantai di Kabupaten Alor. ANTARA/Ho-warga.

Daerah

BKKPN Selidiki Kasus 50 Ekor Paus Terdampar di Alor NTT

Sabtu, 7 Sep 2024 - 15:40 WIB