Rasio elektrifikasi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tercatat sebagai yang paling rendah dengan nilai 61,9 persen dari seluruh provinsi di Indonesia. Padahal, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan rasio elektrifikasi nasional telah mencapai 98,3 persen.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Gatrik) Kementerian ESDM Andy N Sommeng menjelaskan, salah satu kendala ialah sulitnya pemasangan tiang listrik di NTT. Penyebabnya, kata Andy, tanah di daerah itu tergolong keras sehingga tiang listrik tidak tertancap dengan baik.
“Di sana tanahnya keras. 3-4 bulan terakhir kata mereka (yang bertugas di NTT), mengerjakan 1 tiang listrik saja setengah mati,” ucap Andy kepada wartawan di Gedung Dirjen Gatrik, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Kendala lainnya, menurut Andy, terletak dari vendor yang mengerjakan tugas elektrifikasi di wilayah itu. Ia menuturkan, seringkali vendor yang ditunjuk tidak menyelesaikan proyek yang telah ditandatanganinya.
Karena itu, kata Andy, ia telah meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencari solusi. Salah satunya melakukan koordinasi dengan TNI dan Polri untuk menyelesaikan program elektrifikasi itu.
“Kami cecar mereka karena itu bukan solusi (meninggalkan proyek). Itu harus disediakan dan dipercepat. Kalau perlu koordinasi dengan TNI dan Polri,” ucap Andy.