Jakarta – Perang langsung antara Israel dan Iran dilaporkan meningkat secara signifikan, dengan Iran melancarkan serangan rudal balistik ke wilayah Israel tengah dan utara, termasuk Tel Aviv dan kota pelabuhan Haifa, pada Minggu malam (15/6) hingga Senin (16/6) pagi.

Serangan ini merupakan balasan atas serangan-serangan Israel yang lebih dulu menargetkan situs nuklir dan militer Iran, menewaskan sejumlah komandan militer dan ilmuwan.

Seperti dilaporkan The Guardian, serangan rudal Iran pada Senin dini hari tersebut menyebabkan kerusakan parah di beberapa kota. Di Tel Aviv, beberapa bangunan tempat tinggal di lingkungan padat penduduk hancur, bahkan jendela hotel dan rumah-rumah di dekat cabang Kedutaan Besar AS ikut pecah.

Rudal juga dilaporkan menghantam dekat Shuk HaCarmel, pasar populer di Tel Aviv, serta jalanan pemukiman di Petah Tikva dan sebuah sekolah di Bnei Brak.

Di Haifa, rudal-rudal Iran menghantam fasilitas penting seperti kilang minyak terbesar di Teluk Haifa dan merusak beberapa infrastruktur listrik, menyebabkan kebakaran meluas dan pemadaman listrik. Petugas darurat melaporkan setidaknya 30 orang terluka di Haifa.

Secara keseluruhan, serangan rudal terbaru Iran pada Senin pagi ini mengakibatkan sedikitnya lima orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka di Israel.

Korban tewas termasuk empat lansia yang tewas setelah sebuah bangunan di Petah Tikva terkena hantaman langsung, serta seorang pria berusia 80 tahun di Bnei Brak yang meninggal akibat rumahnya roboh.

Ini menambah jumlah korban tewas di Israel menjadi 18 orang sejak eskalasi dimulai pada Jumat sebelumnya.

Korps Garda Revolusi Iran mengklaim bahwa serangan terbaru ini menggunakan “metode baru” yang menyebabkan sistem pertahanan berlapis Israel saling menargetkan satu sama lain, sehingga memungkinkan rudal-rudal Iran mencapai banyak target.

Meskipun demikian, pejabat Israel melaporkan sebagian besar ancaman yang masuk berhasil dicegat.

Serangan ini terjadi setelah Israel memulai serangannya pada Jumat sebelumnya, yang mereka sebut sebagai “serangan pencegahan” untuk menetralkan ancaman eksistensial dari program nuklir Iran. Iran telah bersumpah untuk “membuka gerbang neraka” sebagai pembalasan.

Perkembangan ini meningkatkan kekhawatiran di kalangan para pemimpin dunia yang berkumpul dalam pertemuan G7 minggu ini, bahwa konfrontasi ini dapat memicu konflik regional yang lebih luas di Timur Tengah.

Amerika Serikat sendiri menyatakan tidak terlibat dalam serangan awal Israel dan menyerukan de-eskalasi.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
WA Channel Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.