Sebuah video yang ditayangkan oleh akun Facebook berinisial BM, yang diduga berisi aksi `kawin tangkap` atau kawin lari di daerah Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin (25/7) lalu mendapat komentar dari warganet.

Akun Instagram bernama @shawtydope99 misalnya mengomentari bahwa aksi `Kawin Tangkap` tersebut merupakan suatu bentuk skandal terhadap keberadaan diri perempuan, secara khusus para perempuan Sumba yang kerap menjadi korban dari hal itu.

“TERKAIT VIDEO SIARAN LANGSUNG PENCULIKAN PEREMPUAN DI AKUN FB BERINISIAL BM KEMARIN YANG SUDAH DIHAPUS. SAYA CUMA MAU BILANG #SADIS! PEREMPUAN SUMBA BUKAN HEWAN BURUAN,” tulis akun tersebut sebagaimana dikutip Tajukflores.com pada Rabu (27/7).

Akun @shawtydope99 menceritakan, aksi `Kawin Tangkap` ini sudah sering terjadi di Daerah Sumba dan cukup meresahkan eksistensi mereka sebagai perempuan.

“Entah berapa kalinya kami beberapa perempuan menyuarakan keadilan atas tubuh kami, terkhususnya kami perempuan Sumba, namun sampai saat ini apakah ada perubahan atau yang membuat kami merasa sedikit aman? Bahkan sudah beberapa kali video sejenisnya viral, namun apa daya? ZONK!” tulis akun tersebut.

“Hal yang saya HERANkan adalah apakah video seperti yang barusan viral kemarin belum cukup untuk meresahkan hati masyarakat atau pihak apapun itu? Sebegitu tidak berharganya tubuh-tubuh perempuan yang dilecehkan itu,” lanjut akun @shawtydope99.

Otoritas Tubuh

Ia menyatakan, aksi `Kawin Tangkap` seperti ini seharusnya tidak terjadi lagi. Baginya, pada prinsipnya, perempuan ialah subjek yang tidak bisa dipakai untuk kepentingan apapun, termasuk soal kontrol atas tubuh.

“OTORITAS TUBUH KAMI YA MILIK KAMI SENDIRI, KAMI BERHAK MEMILIH BUKAN DIBURU,” tulis @shawtydope99 itu.

Akun @shawtydope99 memprotes bahwa selama ini, sering kali perempuan dijadikan sepeti hewan buruan, sebagaimana terjadi pada praktik `Kawin Tangkap` ini.