So’e, Tajukflores.com – Kapolres Timor Tengah Selatan (TTS) AKBP I Gusti Putu Suka Arsa dan Dandim 1621/TTS Letkol Inf. Shobirin menegaskan bahwa sinergisme dan hubungan kemitraan antara TNI dan Polri di TTS tetap terjaga pasca anggota TNI dan polisi nyaris bentrok pada Kamis (7/3).

Perselisihan yang terjadi antara oknum anggota polisi dan TNI di TTS ini viral di media sosial.

“Situasi dan kondisi di TTS aman dan kondusif. Sinergisme TNI/Polri tetap harmonis dan sangat baik. Tidak ada persoalan yang signifikan,” kata Kapolres TTS, Sabtu (9/3), dikutip dari Tribrata Polres TTS.

Kapolres TTS menjelaskan bahwa kesalahpahaman yang terjadi saat operasi keselamatan di jalan merupakan hal yang biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.

Pihaknya telah menyelesaikan permasalahan tersebut dengan mempertemukan kedua oknum yang terlibat dan mereka telah saling merangkul dan memaafkan.

“Kami mohon maaf atas kejadian tersebut kepada seluruh jajaran Kodim 1621/TTS. Oknum yang terlibat telah diberikan tindakan secara internal,” tegas Kapolres.

Dandim 1621/TTS Letkol Inf. Shobirin mengamini pernyataan AKBP Suka Arsa. Ia menegaskan bahwa Kodim 1621/TTS dan Polres TTS tetap akur dan tidak ada masalah terkait insiden tersebut.

“Ipda MHY telah menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf secara terbuka atas kekhilafannya. Dia juga memohon maaf kepada seluruh anggota TNI se-Indonesia dan Kodim 1621/TTS. Mereka sudah saling memaafkan dan berpelukan,” kata Dandim.

Apa penyebabnya?

Sebelumnya, sebuah video berdurasi 41 detik yang menunjukkan perselisihan antara personel polisi dari Satlantas Polres TTS dan seorang anggota TNI beredar di media sosial.

Berdasarkan informasi yang diunggah akun Instagram @infateri_indonesia, kejadian ini bermula saat Pratu Jimaris, anggota Kodim 1621/TTS, dihentikan oleh anggota Satlantas Polres Soe saat sedang melakukan operasi Turangga di Simpang 4.

Saat diperiksa, Pratu Jimaris menunjukkan surat kendaraan dan SIM miliknya sambil berbisik bahwa dia adalah anggota TNI. Namun, anggota Satlantas Polres Soe memberikan jawaban yang terkesan menantang dan menahan SIM Pratu Jimaris.

Merasa tidak terima, Pratu Jimaris kemudian meninggalkan lokasi dan menghubungi rekannya di Kodim 1621/TTS untuk memberitahukan bahwa SIMnya ditahan oleh anggota Polresta Soe.

Tak lama kemudian, Pratu Soni dan Praka Farid, rekan Pratu Jimaris, datang ke lokasi operasi untuk mempertanyakan alasan penahanan SIM tersebut.

Situasi semakin memanas ketika KBO Satlantas Polres Soe Ipda Hiban datang dan mendorong Praka Farid sambil mengatakan bahwa dia tidak takut dengan tentara.

Tiga anggota TNI tersebut berusaha menahan diri dan mendengarkan ucapan Ipda Hiban.

Namun, mengetahui kejadian tersebut, sejumlah anggota TNI lainnya dari Kodim 1621/TTS sempat terpancing emosi. Beruntung hal tersebut berhasil diredam oleh Dandim 1621/TTS dengan melakukan apel luar biasa dan meminta anggotanya untuk tidak terprovokasi.

Sementara itu, menindaklanjuti hal tersebut, Waka Polresta TTS Kompol Ibrahim segera menuju Kodim 1621/TTS untuk menyampaikan permintaan maaf dan membawa Ipda Hiban untuk meminta maaf secara langsung kepada anggota TNI yang terlibat.