Kanker paru dan infeksi virus corona (Covid-19) merupakan penyakit yang sama-sama menyerang respirasi atau saluran pernapasan.
Meski sama-sama merusak paru, kanker paru dan Covid-19 memiliki gejala yang berbeda.

Kenali perbedaan gejala kanker paru dan Covid-19 berikut ini.

Kanker Paru

Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel ganas yang merusak di paru-paru. Di Indonesia, kanker paru merupakan kasus kanker terbanyak pada laki-laki dan ketiga tertinggi pada perempuan setelah kanker payudara dan kanker serviks.

Dokter spesialis paru Sita Laksmi Andarini menjelaskan penyakit kanker paru sudah ditemukan sejak lama dan berkaitan erat dengan merokok.

“Kanker paru berhubungan dengan rokok. Prevalensi perokok di Indonesia terus meningkat saat ini sekitar 60 persen, tertinggi ketiga di dunia. Tingginya kanker paru sejalan dengan prevalensi perokok,” kata Sita dalam bincang virtual CISC, Sabtu (8/8).

Merokok dan asap rokok serta sejumlah faktor lainnya dapat memicu perkembangan kanker paru. Saat kanker berkembang, gejala yang dapat muncul diantaranya, sesak, nyeri dada, dan batuk darah yang tidak kunjung sembuh dengan pengobatan biasa selama dua minggu.

Keberadaan kanker dapat dilihat melalui foto toraks atau rontgen dada dan dibuktikan melalui endoskopi dan biopsi. Dalam foto toraks, sel kanker akan terlihat seperti selubung putih pada salah satu bagian.

Sel kanker ini mesti segera diatasi agar tidak merusak dan meluas pada organ lain.

“Saat ini, obat untuk kanker sudah tersedia pada semua stadium. Oleh karena itu, tidak perlu takut. Semakin cepat dan mendapatkan pengobatan yang tepat maka bisa disembuhkan,” tutur Sita.

Covid-19

Sementara itu, Covid-19 merupakan wabah baru yang disebabkan oleh infeksi virus corona. Penularan virus corona dapat terjadi melalui kontak erat dengan orang yang sudah terinfeksi. Saat ini, di Indonesia kasus virus corona sudah mencapai lebih dari 120 ribu kasus.

Virus corona masuk melalui saluran pernapasan hingga paru-paru. Studi menunjukkan virus corona juga bermanifestasi pada organ lain seperti menyebabkan pembekuan darah, kerusakan jantung, dan otak.