Salah satu akun Facebook @Norben Syukur memposting status: “Siapa yang pantas jadi Bupati Manggarai untuk periode 2020-2025?” Di nomor urut pertama, Norben menulis pasangan bakal calon Hery Nabit dan Hery Ngabut (H2N), yang nota bene jagoannya.
Dia kemudian memframing pasangan petahana Victor Madur di urutan kedua. Meski dia tahu Victor merupakan pasangan Deno Kamelus, dalam postingannya dia berdalih Wakil Bupati Manggarai itu banyak yang menginginkan untuk maju, entah melawan Hery atau Deno.
Framingnya juga membawa nama Partai NasDem yang menginginkan Victor di urutan pertama, bukan kedua sebagai calon wakil bupati. Bahkan mulai memframing jika NasDem bukan partai kelas kedua dibawah PAN, partai Deno Kamelus.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Nah, di nomor urut ketiga baru dia menempatkan Deno Kamelus, bakal calon petahana. Kembali dia membuat framing. Tugas selesai dan kerja hanya buat janji.
Terakhir, dia menulis jika itu hanya pandangan pribadinya sembari mengutip kalimat Injil.
“Ini pandangan saya. Dibantah silakan dengan alasan yg masuk akal. Sampaikan dengan sopan. Dalam tulisan ini tidak berlaku kata2 dalam injil. Yang terakhir akan menjadi pertama…:” Di sini yang pertama ya pertama. Yang terakhir ya tetap terakhir.”
Dalam konteks perhelatan politik, tak ada yang salah mengeluk-elukan jagoan dengan memframing sedemikian rupa. Penyajiannya dilakukan dengan menekankan bagian tertentu, menonjolkan aspek tertentu dan membesarkan cara bercerita tertentu dari suatu realitas.