Tajukflores.com – Kurikulum Merdeka, yang diperkenalkan sebagai langkah maju dalam dunia pendidikan Indonesia, menghadirkan tantangan serius bagi para guru yang mengajar bahasa Jerman. Hal itu setidaknya dialami oleh guru SMA di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Jerman Kabupaten Manggarai Barat, Pius Pesau, pengajaran bahasa Jerman hanya dimulai ketika siswa telah memasuki kelas XI, dan bahkan itu pun bukanlah mata pelajaran yang wajib.
Pius mengungkapkan kegelisahan para guru, seolah-olah bahasa Jerman dianggap sebelah mata dalam kurikulum saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Di kurikulum kita (Merdeka), pada kelas X, bahasa Jerman sudah tidak ada,” kata Pius di sela-sela acara gebyar bahasa Jerman yang menghadirkan pelajar dari sejumlah SMA di Manggarai Barat dengan tema “Peran Bahasa Jerman dalam Perkembangan Pariwisata NTT” di Labuan Bajo pada Jumat, 24 November 2023 kemarin.
Ia menjelaskan bahwa bahasa Jerman hanya terdaftar di Kurikulum Merdeka pada kelas XI dan itu pun hanya sebagai mata pelajaran pilihan.
“Artinya diajarkan jika ada siswa yang memilih, namun jika tidak ada yang memilih maka tidak diajarkan,” tambahnya.
Ia juga menyoroti keterbatasan dalam seleksi dan perekrutan CPNS dan PPPK bagi para pengajar bahasa Jerman. Menurutnya, bahasa Jerman jauh lebih sulit dari bahasa Inggris, namun seleksi dan kesempatan bagi guru bahasa Jerman sangat terbatas.
“Pengangkatan atau formasi yang dibuka untuk bahasa Jerman baik dulu waktu masih PNS namanya atau apalagi sekarang ketika namanya menjadi PPPK, seperti itu. Bahasa Jerman itu jauh lebih sulitnya daripada bahasa Inggris,” ungkap Pius yang saat ini mengajar di SMAN 1 Boleng, Manggarai Barat.
![Gebyar bahasa jerman Labuan Bajo](https://www.tajukflores.com/assets/img/Gebyar-bahasa-jerman-Labuan-Bajo.png)
Penulis : Fons Abun
Editor : Marcel Gual
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya