Kelebihan berat badan memang menjadi masalah bagi setiap orang. Selain menyebabkan depresi, masalah ini berdampak pada psikologis seseorang.
Hal itu sesuai penuturan para peneliti, sebagaimana laporan The Guardian yang dilansir Rabu (14/11/2018). Sementara itu, penelitian sebelumnya menemukan bahwa orang yang mengalami obesitas cenderung mengalami depresi. Namun, belum jelas apakah depresi mendorong perubahan berat badan atau sebaliknya.
Sekarang dalam penelitian sejenis yang lebih besar, para ahli mengatakan, memiliki varian genetik berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tinggi menyebabkan depresi, dan efeknya lebih kuat pada perempuan dibanding lelaki. Apalagi mereka mengatakan bahwa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut berpengaruh pada citra tubuh mereka.
“Orang-orang dengan kelebihan berat badan di dalam masyarakat itu merasa lebih tertekan, dan hal itu setidaknya bagian dari dampak timbal balik dari IMT pada depresi,” ujar penulis-pembantu penelitian dari sekolah kedokteran University of Exeter Prof Tim Frayling.
Dalam tulisan di International Journal of Epidemiology, para peneliti dari Inggris dan Australia menjelaskan bagaimana mereka menggunakan data dari UK Biobank, sebuah penelitian yang melibatkan 500.000 partisipan dengan usia antara 37 tahun hingga 73 tahun yang direkrut pada 2006-2010.
Para peneliti mengamati 72 varian genetik yang berkaitan dengan IMT yang tinggi, juga berhubungan dengan beragam penyakit berisiko tinggi seperti diabetes dan penyakit jantung. Mereka juga melihat 14 varian genetik yang berkaitan dengan persentase lemak tubuh yang tinggi, namun berkaitan dengan risiko lebih rendah terhadap masalah kesehatan tersebut.
Kelompok yang pertama dapat dikaitkan dengan depresi melalui mekanisme biologis atau psikologis, sedangkan kelompok yang kedua diharapkan hanya memiliki dampak psikologis. Secara keseluruhan, tim menemukan bahwa orang dengan IMT yang tinggi itu cenderung mengalami depresi.