Jakarta – Satuan Tugas (Satgas) ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) angkat bicara terkait ramainya informasi tentang Air Susu Ibu (ASI) bubuk. Menurut IDAI, ASI perah yang diolah dengan metode freeze drying perlu diteliti lebih lanjut mengenai kandungannya.
“Ini metode baru yang masih membutuhkan riset secara ilmiah. Sejauh ini juga belum ada rekomendasi penggunannya (ASI bubuk) dari badan-badan kesehatan dunia,” kata Ketua Satgas ASI IDAI, dr. Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, dalam perbincangan bersama Pro3, RRI Jumat (10/5).
IDAI menyarankan agar masyarakat tidak memberikan ASI bubuk kepada bayi. Hal ini karena dikhawatirkan ASI bubuk terkontaminasi kuman-kuman berbahaya jika prosedurnya tidak benar.
Dr. Naomi mengatakan agar ASI diperah dan dibekukan jika ibu berhalangan menyusui bayinya secara langsung.
Metode pemberian ASI yang disarankan IDAI, yaitu melalui direct breastfeeding atau menyusui secara langsung.
“Karena dalam proses menyusui itu justru yang terpenting adalah bounding antara ibu dan anak,” ujar Naomi.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.