Warga Desa Dikesare, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur mengelar ritual adat tolak bala/penyakit untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).

Ritual adat tolak bala atau dikenal dengan Lede Lewu ini dilakukan oleh tuan tanah (Suku paliwala Iku, Koto, Koro, Kepite duli, Kepite lewu) digelar di Pantai Lewolein, Desa Dikesare, Rabu (1/4).

Tokoh Adat Desa Dikesare, Amir Raya Paliwala mengatakan ritual adat tolak bala ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menjauhkan desa dan masyarakat dari mara bahaya dan penyakit, salah satunya mencegah penyebaran virus corona.

Baca Juga:  Penderita Sunting Tinggi, Flotim Upayakan Pencegahan dengan Program V4CP

“Melalui ritual ini kami ingin meminta kepada leluhur dan Lewotana agar virus Covid-19 tidak menyebar di Desa Dikesare,” ujar Amir, mengutip florespedia.

Menurut Amir, pelaksanaan ritual ini wajib dihadiri oleh seluruh keluarga dan masyarakat yang ada di Desa Dikesare. Setiap warga yang datang wajib membawa anyaman dari daun lontar. Warga kemudian membawa anyaman tersebut ke pinggir pantai lalu di kumpulkan dan digantung pada sebatang bambu yang ditancapkan di pinggir pantai.

Baca Juga:  Romo Magnis Suseno Sampaikan Fakta Meringankan Bharada E di Kasus Sambo

Sebelum dilakukan upacara tersebut salah satu suku dari Kepite Lewu memberi tanda dengan melakukan pukulan dengan mengunakan sebatang kayu pada dinding-dinding rumahnya dan meneriakan kata “Lodo-Lodo (keluar-keluar )”, setelah itu baru diikuti oleh semua warga di rumah masing-masing.

Kemudian akan dilakukan seremonial pemberian makan untuk leluhur oleh tuan tanah atau pemangku ulayat dengan membacakan mantra-mantra adat sambil memotong seekor anak ayam dan dibagikan kepada leluhur disetiap masing-masing suku yang ada di Desa Dikesare.