Tajukflores.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat bahwa nilai tukar petani (NTP) di NTT pada bulan Oktober 2023 mengalami penurunan, dari angka 97,52 pada bulan sebelumnya menjadi 97,38. Penurunan sebesar 0,14 persen ini menimbulkan perhatian terhadap kondisi ekonomi petani di wilayah ini.
Kepala Perwakilan BI Wilayah NTT, Donny Heatubun, menjelaskan bahwa penurunan NTP terutama disebabkan oleh rendahnya NTP pada hampir semua subsektor, kecuali subsektor tanaman pangan.
Hal ini mengindikasikan adanya tekanan pada biaya hidup dan biaya produksi yang harus ditanggung oleh para petani, sedangkan harga yang diterima dari penjualan hasil produksi mereka cenderung lebih rendah.
“Kemudian, NTP Provinsi NTT yang tercatat masih di bawah indeks 100 mengindikasikan bahwa biaya hidup dan biaya produksi yang dibayar oleh petani lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang diterima dari penjualan hasil produksi,” kata Donny kepada wartawan di Kupang, Senin, 6 November 2023.
Menurut dia, akselerasi program pengendalian inflasi perlu terus didorong melalui penguatan sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai wilayah.
Bank Indonesia selama ini bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Provinsi NTT menunjukkan komitmen tersebut melalui sinergi program pengendalian inflasi.