Jakarta – Satelit orbit rendah (LEO) Starlink milik Elon Musk membawa gebrakan baru di industri telekomunikasi Indonesia. Starlink tak hanya menawarkan layanan internet dan komunikasi satelit kepada operator lokal seperti Telkom, tetapi juga langsung ke konsumen (B2C). Hal ini membuka peluang sekaligus menghadirkan tantangan baru bagi konektivitas di Indonesia.
Dikenal karena kemampuannya menyediakan konektivitas internet di daerah terpencil dan pelosok yang sebelumnya sulit dijangkau oleh infrastruktur telekomunikasi tradisional, Starlink juga menonjolkan teknologi satelit orbit rendah yang inovatif dengan latensi rendah dan throughput tinggi.
Ini menjanjikan kecepatan internet yang lebih cepat dan stabil, serta menawarkan solusi alternatif bagi konsumen yang tidak puas dengan layanan internet saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Satu perkembangan menarik adalah Starlink mulai mengembangkan layanan langsung ke telepon seluler. Uji coba telah dilakukan di Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lainnya, membuka peluang bagi layanan ini untuk masuk ke Indonesia.
Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia, Bogi Witjaksono, menjelaskan dalam rapat dengar pendapat (RDP) PT Telkom dengan Komisi VI DPR RI di Senayan, Kamis (30/5), bahwa meskipun layanan tersebut sudah dapat diakses, namun saat ini hanya untuk layanan darurat, SOS, dan pesan singkat (SMS).
Menurut Bogi, pertumbuhan Starlink sangat pesat. Pada 2022, Telkomsat membangun kerja sama dengan Starlink untuk layanan backhaul/layanan pendukung bagi operator-operator telekomunikasi. Adapun layanan backhaul ini digunakan oleh operator seluler, penyedia jasa internet, serta untuk konektivitas pelayaran dan penerbangan.
Penulis : Marcel Gual
Editor : Peter D
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya