Beberapa warga menghadang mobil yang membawa logisitik Pilkada 2020 ke Desa Welu, Kecamatan Cibal pada Selasa (8/12) malam.
Kejadian itu terekam dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial dan percakapan grup WhatsApp. Peristiwa penghadangan itu diduga terjadi di sebelum cabang Rakas, Desa Wudi, Kecamatan Cibal.
Salah seorang warga, Stanislaus E Weot mempertanyakan alasan logistik tidak dikawal oleh petugas kepolisian. Informasi yang dihimpun, Stanislaus merupakan tim sukses pasangan Herybertus Nabit-Heribertus Ngabut (Paket Heri-Heri) di Kecamatan Cibal
“Apakah yang bawa ini tidak ada dari pihak keamanan? Harus dibawa secara pribadi? Mana polisi? Pertanyaan saya begini? Ini urusan negara atau urusan keluarga? Kalau ini urusan negara, pemilu, setahu saya maka wajib ada pihak keamanan,” kata Stanislaus dalam video tersebut.
“Saya hanya tanya mana polisi yang antar, kawal ini barang? Bukan urus kepala desa ini, setidaknya manga (ada) hansip. Saya mau pastikan ini barang ini,” imbuhnya.
Stanis yang berprofesi sebagai guru komite itu mengaku curiga lantaran mobil milik Bumdes Welu tersebut digunakan untuk menghantar logisitik. Apalagi tanpa pengawalan kepolisian.
“Kedua, kenapa mobil Bumdes ini menjadi alat untuk kemudian angkut logistik tentang pemilu. Tidak ada anggaran kah? Itu pertanyaannya. Harus jelaskan tentang itu.
Kendati demikian, Stanis mengaku tidak menghadang mobil yang menghantar logisitik Pilkada. Dia mengaku hanya untuk memastikan logistik pilkada sampai di tempat tujuan. Sembari melarang warga lainnya berbicara, Stanis mengatakan bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
“Saya yang bertanggungjawab tentang ini barang, yang lain tidak usah bicara! Supaya tidak salah keluar informasinya. Tidak ada penghadangan. Saya tegaskan, tidak ada. Jangan sampai salah lagi,” tegasnya.
Salah seorang warga yang menjadi saksi mata dalam peristiwa tersebut mengatakan, akibat penghadangan tersebut, logistik pilkada ke Desa Welu tertahan selama beberapa jam di lokasi kejadian.