Hermiana Tina (63) dan Antonius Julianus (64) merupakan pasangan suami istri lanjut usia (lansia) warga RT 5 RW 2, Kelurahan Nangalimang, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Keduanya tergolong keluarga tidak mampu yang hidupnya tergantung dari hasil penyulingan moke (arak). Di tengah perjuangan bertahan hidup, mereka juga berjuang mengurusi cucunya yang berkebutuhan khusus.
Mereka bermimpi, cucunya yang sejak bayi duduk di kursi roda, bisa berjalan normal seperti anak lainnya. Namun, biaya operasi yang besar, membuat pasutri lansia ini memendam impiannya itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hasil pemeriksaan dokter, kalau cucunya masih bisa tertolong jika dioperasi. Tapi biayanya sangat mahal. Kami tidak sanggup membiayai. Kami ingin dia sembuh seperti anak-anak lainnya,” ujar Hermiana, Selasa (7/7) mengutip Liputan6.
Hermina menceritakan, cucunya Yustinus Rielino (10) sejak bayi diasuh oleh mereka. Ibu Rielino adalah anak perempuan pasutri lansia ini. Ayah Rielino pergi meninggalkan ibunya setelah mengetahui ibu Rielino sedang mengandung. Ia tidak mau bertanggung jawab atau menikahinya. Sejak saat itu, ibunya hidup sendiri hingga melahirkan.
Rielino merupakan anak yang dilahirkan normal. Namun, saat berumur 7 bulan, ia terjatuh dari ayunan dan mengalami cacat hingga saat ini.
“Tidak ada biaya sehingga tidak rutin berobat, akhirnya Rielino harus seperti ini,” katanya.
Penderitaan semakin bertambah saat Rielino berumur 3 tahun. Ibunya meninggal dunia. Rielino kecil pun diasuh oleh kakek dan neneknya yang hidup serba kekurangan.
Halaman : 1 2 Selanjutnya