Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Abraham Liyanto mengemukakan empat pilar bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika adalah pemersatu bangsa.
Keempatnya telah menjadi harga mati untuk bangsa ini yang tidak bisa dibuang atau diganti.
“Salah satu saja hilang atau diganti maka bubar negara ini,” kata Abraham saat menggelar kegiatan sosialisasi Empat Pilar di Ruteng, Kabupaten Manggarai, Jumat, 25 Juni 2021.
Kegiatan dilakukan di dua lokasi yaitu Universitas Katolik Santo Paulus dan Sekolah Tinggi Pastoral Santo Sirilus. Kegiatan dilakukan dengan menerapkan protokol Covid 19 seperti jaga jarak, pakai masker dan pembatasan peserta.
Dalam ceramahnya, Abraham meminta mahasiswa menjadi tulang punggung dalam menjaga empat pilar tersebut. Pasalnya, mahasiswa merupakan generasi masa depan yang melanjutkan kepemimpinan bangsa ini, baik di tingkat pusat maupun daerah.
“Sekarang ini, banyak sekali mahasiswa yang telah terpapar ideologi lain seperti khilafah. Mereka mau menggantikan ideologi Pancasila. Saya harap di Ruteng ini, tidak ada mahasiswa yang ikut-ikutan terpengaruh dengan paham tersebut,” jelas anggota Komite I DPD ini.
Menurutnya, empat pilar telah dihasilkan dengan susah payah oleh pendiri bangsa, bahkan sampai mengorbankan jiwa. Maka tugas generasi sekarang dan generasi mendatang adalah menjaga agar empat pilar tetap kokoh sehingga bangsa Indonesia tetap berdiri tegak diantara bangsa-bangsa di dunia.
Ketua Kadin Provinsi NTT ini menyebut saat ini, banyak masyarakat yang sudah lupa akan empat pilar, termasuk mahasiswa. Hal itu karena derasnya pengaruh ideologi lain yang masuk ke negara ini. Misalnya ideologi khilafah atau radikalisme.
“Pengaruh ideologi luar ini sudah sampai ke desa-desa. Sementara pemahaman terhadap empat pilar bangsa sudah luntur. Jika tidak ada yang menggelorakan lagi, lama-lama kita semua lupa akan ideologi bangsanya,” tuturnya