Dia melihat kelunturan akan pemahaman nilai-nilai bangsa, diperparah karena di sekolah-sekolah sudah tidak ada pendidikan Pancasila. Padahal di era Orde Baru lalu, Pancasila menjadi pendidikan wajib. Bahkan ada kegiatan penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) bagi setiap siswa SMP/SMA hingga mahasiswa.
“Ini kemunduran di era reformasi. Setelah tidak ada lagi penataran P4, masyarakat akhirnya lebih gandrung terhadap ideologi lain. Ini sangat berbahaya bagi bangsa ini,” ujar Abraham.
Senator yang sekarang masuk periode menjadi anggota DPD menyebut, yang saat ini gencar melaksanakan sosialisasi empat pilar hanya MPR. Namun kemampuan anggota MPR terbatas karena hanya terdiri atas 711 anggota yang berasal dari 34 provinsi di tanah air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Semua kita harus sama-sama gelorakan terus empat pilar ini. Hanya dengan terus kampanye, bisa mengalahkan ideologi khilafah yang sedang berpengaruh di negara ini. Ideologi itu besar karena mengambil ruang kosong yang ditinggalkan setelah hilangnya penataran P4,” tegas Abraham.
Dia menambahkan saat ini, materi empat pilar sedang disusun agar bisa disebar lewat youtube, twitter, Instagram dan berbagai akun Sosial Media lainnya.
Materi dibuat dalam bentuk komik, dongeng, lagu anak-anak dan bentuk lain yang lebih menarik. Hal itu agar menarik bagi anak sekolah untuk mempelajarinya.
“Bentuk pengajaran ceramah harus dikurangi karena tidak menarik bagi anak muda. Tinggal share (sebar) lewat youtube lewat artis-artis, pelawak, tokoh-tokoh agama, baik di tingkat nasional maupun lokal,” tutup Abraham.
Halaman : 1 2