Jakarta – Menjelang pelaksanaan World Water Forum (WWF) ke-10, Kepala BMKG Dwi Korita Karnawati menegaskan pentingnya mewujudkan keadilan air untuk mengatasi krisis air akibat perubahan iklim. Dwi Korita mengingatkan masyarakat Indonesia untuk mewaspadai krisis air akibat perubahan iklim.
“Bagaimana mewujudkan keadilan terhadap air, ketersediaan, kualitas air yang saat ini masih belum dipandang adil secara global,” ujar Dwi Korita di Jakarta, Rabu (3/4).
Dia menekankan bahwa perubahan iklim tidak boleh diabaikan dan harus ditanggapi dengan serius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Data hasil observasi dan analisis dari seluruh dunia menunjukkan bahwa perubahan iklim membawa dampak signifikan bagi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
“Perubahan iklim sudah pasti membawa dampak pada perubahan alam, dan pastinya Kesehatan, Pangan, Energi lain sebagainya. Berbagai dampak perubahan iklim seringkali dirasakan pada Sumber Daya Air,” tuturnya.
Dwi Korita menjelaskan bahwa risiko terhadap air akibat perubahan iklim dapat mengakibatkan bencana, seperti kekeringan, banjir, dan tanah longsor.
Untuk itu, diperlukan pengetahuan risiko bencana, deteksi observasi, monitoring, analisis dan prediksi bencana, kesiapsiagaan dan kemampuan untuk merespons aksi nyata.
Dia menambahkan bahwa komunikasi juga penting dalam penanggulangan krisis air. Peringatan dini tidak menjamin tidak terjadi bencana, namun dapat membantu mengurangi risikonya jika diiringi dengan kemampuan untuk merespons.
WWF ke-10 akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 18-24 Mei 2024. Forum ini diharapkan dapat menghasilkan solusi dan komitmen bersama untuk mengatasi krisis air global.
Penulis : Alex K
Editor : Alex K