Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi musim kemarau di Indonesia masih akan berlangsung hingga bulan September. Namun, kemarau tahun ini tidak disertai dengan El Nino, sehingga tidak akan ekstrem.

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Erma Yulihastin mengatakan, La Nina secara resmi baru akan dideklarasikan pada bulan Agustus. Saat ini, Indonesia berada dalam kondisi netral (tidak El Nino dan tidak La Nina).

Baca Juga:  Presiden Jokowi Ungkap Kriteria Penerima BLT El Nino, Tidak Semua Dapat!

La Nina diprediksi akan terjadi pada bulan Juni dan baru akan dirilis setelah terjadi selama tiga bulan berturut-turut.

“Bulan Mei kita pada kondisi netral (tidak El Nino dan tidak La Nina), namun demikian La Nina akan terjadi pada bulan juni dan baru akan dirilis setelah terjadi tiga bulan berturut-turut,” kata Erma di Jakarta, dikutip pada Minggu (2/6).

Baca Juga:  Kapolda NTT Minta Kasus Kapolres Mabar Aniaya Anak Buah Tak Dibesar-besarkan

La Nina pada periode ini diprediksi lemah, dengan kekuatan tidak lebih dari minus 1 Derajat Celsius.

Jika La Nina (kemarau basah) terjadi, dampaknya akan lebih terasa di wilayah yang dekat dengan ekuatorial, seperti Sumatera, Kalimantan, dan wilayah timur seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua.