Menurut Tsamara, menghubungkan twit suaminya dengan keputusannya keluar dari PSI mencerminkan realitas politik di Tanah Air terhadap perempuan sebagai kelas kedua setelah laki-laki.
“Gambaran politik kita hari ini terhadap perempuan: perempuan dianggap tidak bisa mengambil keputusan secara independen. Seolah perempuan itu objek lemah yg dengan mudah ‘disuruh’ & ‘dipengaruhi’ oleh laki-laki,” tulisnya.
Tsamara mengatakan dirinya justru bersyukur dengan suaminya yang tidak pernah melarang dan membatasinya secara politis.
“Saya sebenarnya punya suami seperti @ifalatas. Selalu suportif, nggak pernah melarang, apalagi sampai memaksa atau menyuruh saya mengikuti pandangan politik tertentu. I am my own woman,” ungkap Tsamara.
Halaman : 1 2