Jakarta – Tahun politik seperti Pemilu 2024 nyatanya berdampak signifikan pada pasar tenaga kerja. Pasca pemilu, isu terkait rekrutmen karyawan menjadi salah satu pembicaraan hangat di kalangan HR (human resources) dan juga petinggi perusahaan.
Korelasi antara siapa pemimpin baru yang terpilih nyatanya akan membuat tren perekrutan yang berbeda.
Tentunya di sini perusahaan akan melakukan beberapa penyesuaian agar tidak membuang peluang yang bisa didapatkan dari kebijakan baru yang telah dikeluarkan pemerintahan terpilih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dampak Pemilu pada Pasar Tenaga Kerja
Belakangan ini, banyak berseliweran di media sosial mengenai sulitnya mencari kerja pada tahun politik seperti pemilu saat ini.
Beberapa alasan dari susahnya cari kerja saat pemilu antara lain lesunya perekonomian yang membuat para investor untuk sementara waktu tidak gegabah melakukan investasi.
Karena hal ini, perusahaan cenderung akan memilih melakukan hiring freeze untuk menghemat biaya. Bahkan, berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) memperlihatkan bahwa Indeks Ekspektasi Penghasilan, Ketersediaan Lapangan Kerja, dan Kegiatan Usaha mengalami penurunan.
Dari sini, kita tahu bahwa bahwa pemilu menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan rekrutmen yang dijalankan perusahaan. Dampak pemilu dan tren rekrutmen yang mengalami gejolak bukan hanya terjadi di Indonesia.
Di dunia internasional, berdasarkan data dari American Institute of CPAs, 64% CEO dan CFO perusahaan AS menyatakan bahwa hasil pemilu menjadi bahan pertimbangan mereka dalam menyusun perencanaan bisnis.
Ini semua karena faktor politik berpengaruh besar ketika perusahaan hendak melakukan ekspansi atau menghadapi persaingan.
Segala keputusan yang akan dikeluarkan oleh pemimpin baru seringkali akan mempengaruhi peraturan ketenagakerjaan, pendidikan, dan pajak. Pada gilirannya akan mempengaruhi bisnis perusahaan.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya