Tajujkflores.com – Di balik bentang alam nan memesona di Manggarai Barat, kekhawatiran menyelimuti ratusan petani di Desa Nggorang, Watu Nggelek, Golo Bilas, dan Compang Longgo. Harapan panen melimpah terancam sirna akibat keterlambatan proyek rehabilitasi irigasi kewenangan pusat D.I Nggorang Sub D.I Wae Mese.
Proyek senilai Rp 24,8 miliar ini molor jauh dari tenggat akhir Desember 2023, meninggalkan sawah-sawah kering kerontang dan kecemasan mendalam di hati para petani.
Harapan mulanya menyelimuti para petani ketika sosialisasi proyek ini menggaungkan kembalinya air ke sawah pada Desember 2023. Namun, kenyataan jauh berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Surat dari Balai Sungai NTT II tiba-tiba meminta perpanjangan waktu selama 90 hari kerja, bagai petir di siang hari. Janji air yang ditunggu-tunggu tertunda, gundah gulana menggantikan senyum optimis para petani.
Bonifasius Mansur, Kepala Desa Nggorang, tak tinggal diam. Ia gusar menyaksikan 400 kepala keluarga (KK) di desanya terancam kehilangan mata pencaharian. Meskipun mengakui perbaikan proyek memang dibutuhkan, keterlambatan ini berdampak serius,
Baginya, proyek ini mau diperbaiki atau tidak tetap merugikan, tapi keterlambatan yang berlarut-larut hanya memperparah derita para petani.
“Akhirnya kemarin saya meminta PPK itu untuk lakukan sosialisasi terkait (penambahan hari kerja) itu. Masyarakat kelihatannya tidak terima,” lanjutnya.
Tiga desa lain ikut terdampak
Keterlambatan ini ternyata tak hanya dirasakan Desa Nggorang. Surat perpanjangan juga ditujukan kepada kepala desa Watu Nggelek, Golo Bilas, dan Compang Longgo. Progres fisik pekerjaan baru mencapai 90,80%, dengan sisa 7,20% akan dikerjakan pada tahun 2024.
Penulis : Fons Abun
Editor : Alex K
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya